Reporter: Dyah Megasari, The Sydney Morning Herald |
WASHINGTON. Secara mengejutkan, Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd mengumumkan pengunduran dirinya. Pengumuman justru dilakukan di Washington DC pukul 1:20 waktu setempat, bukan di Australia yang merupakan negaranya.
Secara blak-blakan, Rudd meyakini tak memiliki dukungan lagi dari Perdana Menteri Australia Julia Gillard. Menurutnya, tak ada pilihan selain mengundurkan diri.
"Saya tak bisa terus menjabat sebagai menteri jika tak memiliki dukungan dari Perdana Menteri. Saya telah memutuskan melakukan hal yang terhormat, dan hal terhormat tersebut itu adalah mengundurkan diri," paparnya.
Menurutnya, pertikaian yang terjadi di tubuh pemerintahan Australia ibarat opera sabun dan harus segera usai. Intinya, ia ingin pemerintahan dengan tangan besi di bawah kontrol kepemimpinan buruh harus diakhiri. Meskipun, Rudd mengaku tak memiliki hubungan khusus dengan hal ini.
"Saya merasa tak nyaman melakukan pengumuman ini di Washington daripada di Australia. Tapi saya tak punya pilihan," terangnya.
Dia akan kembali ke Brisbane besok dan berkonsultasi dengan keluarganya sebelum memutuskan masa depan politiknya saat kembali ke parlemen, Senin mendatang.
"Keputusan saya sama sekali bukan suatu serangan gerilya untuk Perdana Menteri yang dipilih oleh rakyat," paparnya.
Dia membeberkan, kegagalan Perdana Menteri menghentikan serangan Simon Crean dan menteri kabinet lain pada dirinya telah membulatkan tekadnya mengundurkan diri.