kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.265   -85,00   -0,53%
  • IDX 7.073   -92,58   -1,29%
  • KOMPAS100 1.039   -16,65   -1,58%
  • LQ45 818   -13,93   -1,67%
  • ISSI 212   -2,57   -1,20%
  • IDX30 421   -5,97   -1,40%
  • IDXHIDIV20 506   -5,92   -1,16%
  • IDX80 118   -2,08   -1,73%
  • IDXV30 121   -1,72   -1,40%
  • IDXQ30 139   -1,80   -1,29%

Tak Mau Kalah dari DeepSeek, Alibaba Rilis Model AI Terbaru


Kamis, 30 Januari 2025 / 10:38 WIB
Tak Mau Kalah dari DeepSeek, Alibaba Rilis Model AI Terbaru
Alibaba Group merilis versi terbaru model kecerdasan buatannya (AI), Qwen 2.5, yang diklaim melampaui DeepSeek-V3.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  BEIJING. Alibaba Group merilis versi terbaru model kecerdasan buatannya (AI), Qwen 2.5, yang diklaim melampaui DeepSeek-V3. 

Peluncuran ini dilakukan pada hari pertama Tahun Baru Imlek, saat sebagian besar masyarakat China sedang berlibur, menunjukkan persaingan ketat di antara perusahaan teknologi dalam negeri.

Unit cloud Alibaba dalam pengumuman resminya di WeChat menyatakan bahwa Qwen 2.5-Max unggul dalam hampir semua aspek dibandingkan dengan GPT-4o, DeepSeek-V3, dan Llama-3.1-405B, model AI sumber terbuka dari OpenAI dan Meta. 

Baca Juga: Alibaba Rilis Model AI Qwen 2.5, Klaim Lebih Unggul dari DeepSeek

Peluncuran ini menyusul dampak besar dari asisten AI DeepSeek yang diperkenalkan pada 10 Januari serta model R1 yang dirilis pada 20 Januari. 

Kehadiran DeepSeek telah mengguncang industri teknologi, termasuk di Silicon Valley, karena biaya pengembangannya yang rendah membuat investor mempertanyakan rencana belanja besar oleh perusahaan AI terkemuka Amerika Serikat.

Keberhasilan DeepSeek telah mendorong pesaing domestiknya untuk mempercepat inovasi AI mereka. 

Dua hari setelah DeepSeek-R1 diperkenalkan, ByteDance, perusahaan induk TikTok, merilis pembaruan pada model AI andalannya yang diklaim melampaui o1 OpenAI dalam uji tolok ukur AIME, yang mengukur pemahaman dan respons AI terhadap instruksi kompleks. 

Baca Juga: Tak Mau Kalah, Hong Kong Rilis Sejumlah Insentif Dorong Ekonomi

Klaim ini sejalan dengan pernyataan DeepSeek bahwa model R1-nya mampu bersaing dengan o1 OpenAI di beberapa aspek.

DeepSeek pertama kali menarik perhatian industri saat merilis model DeepSeek-V2 pada Mei lalu, yang memicu perang harga AI di China. 

Model tersebut bersifat sumber terbuka dan ditawarkan dengan harga sangat murah, yakni 1 yuan (US$ 0,14) per 1 juta token. Hal ini mendorong Alibaba untuk memangkas harga hingga 97% pada berbagai modelnya. 

Perusahaan teknologi lain, seperti Baidu dan Tencent, turut menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi persaingan ini.

Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, dalam wawancara dengan media China Waves pada Juli lalu menyatakan bahwa perusahaan tidak terpengaruh oleh perang harga dan lebih fokus pada pencapaian kecerdasan umum buatan (AGI). 

Baca Juga: Tak Mau Kalah Saing, BPR Terus Transformasikan Layanan Digital

Menurut OpenAI, AGI adalah sistem yang mampu melampaui manusia dalam sebagian besar tugas bernilai ekonomi.

Berbeda dengan Alibaba yang memiliki ratusan ribu karyawan, DeepSeek beroperasi layaknya laboratorium riset dengan tim yang sebagian besar terdiri dari lulusan muda dan mahasiswa doktoral dari universitas ternama di China. 

Liang meyakini bahwa struktur perusahaan teknologi besar, dengan biaya tinggi dan manajemen top-down, tidak cocok untuk masa depan industri AI.

"Model dasar yang besar membutuhkan inovasi berkelanjutan, sementara kemampuan raksasa teknologi memiliki batasnya," ujar Liang.

Selanjutnya: Ada 5 Kebiasaan Bill Gates yang Dapat Ditiru untuk Capai Kesuksesan

Menarik Dibaca: Tiktok dan Sejiwa Foundation Dorong Orang Tua Dukung Keamanan Digital Remaja



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×