Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Alibaba Group merilis versi terbaru model kecerdasan buatannya (AI), Qwen 2.5, yang diklaim melampaui DeepSeek-V3.
Peluncuran ini dilakukan pada hari pertama Tahun Baru Imlek, saat sebagian besar masyarakat China sedang berlibur, menunjukkan persaingan ketat di antara perusahaan teknologi dalam negeri.
Unit cloud Alibaba dalam pengumuman resminya di WeChat menyatakan bahwa Qwen 2.5-Max unggul dalam hampir semua aspek dibandingkan dengan GPT-4o, DeepSeek-V3, dan Llama-3.1-405B, model AI sumber terbuka dari OpenAI dan Meta.
Baca Juga: Alibaba Cloud Luncurkan Model AI Terbaru & Mendesain Ulang Infrastruktur Komputasi AI
Peluncuran ini menyusul dampak besar dari asisten AI DeepSeek yang diperkenalkan pada 10 Januari serta model R1 yang dirilis pada 20 Januari.
Kehadiran DeepSeek telah mengguncang industri teknologi, termasuk di Silicon Valley, karena biaya pengembangannya yang rendah membuat investor mempertanyakan rencana belanja besar oleh perusahaan AI terkemuka Amerika Serikat.
Keberhasilan DeepSeek telah mendorong pesaing domestiknya untuk mempercepat inovasi AI mereka.
Dua hari setelah DeepSeek-R1 diperkenalkan, ByteDance, perusahaan induk TikTok, merilis pembaruan pada model AI andalannya yang diklaim melampaui o1 OpenAI dalam uji tolok ukur AIME, yang mengukur pemahaman dan respons AI terhadap instruksi kompleks.
Baca Juga: Meta Rilis Model Kecerdasan Buatan (AI) yang Dapat Evaluasi Kinerja Model AI Lainnya
Klaim ini sejalan dengan pernyataan DeepSeek bahwa model R1-nya mampu bersaing dengan o1 OpenAI di beberapa aspek.
DeepSeek pertama kali menarik perhatian industri saat merilis model DeepSeek-V2 pada Mei lalu, yang memicu perang harga AI di China.
Model tersebut bersifat sumber terbuka dan ditawarkan dengan harga sangat murah, yakni 1 yuan (US$ 0,14) per 1 juta token. Hal ini mendorong Alibaba untuk memangkas harga hingga 97% pada berbagai modelnya.
Perusahaan teknologi lain, seperti Baidu dan Tencent, turut menyesuaikan strategi mereka untuk menghadapi persaingan ini.
Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, dalam wawancara dengan media China Waves pada Juli lalu menyatakan bahwa perusahaan tidak terpengaruh oleh perang harga dan lebih fokus pada pencapaian kecerdasan umum buatan (AGI).
Baca Juga: IBM dan L'Oreal Akan Membangun Model AI Pertama untuk Kosmetik Berkelanjutan
Menurut OpenAI, AGI adalah sistem yang mampu melampaui manusia dalam sebagian besar tugas bernilai ekonomi.
Berbeda dengan Alibaba yang memiliki ratusan ribu karyawan, DeepSeek beroperasi layaknya laboratorium riset dengan tim yang sebagian besar terdiri dari lulusan muda dan mahasiswa doktoral dari universitas ternama di China.
Liang meyakini bahwa struktur perusahaan teknologi besar, dengan biaya tinggi dan manajemen top-down, tidak cocok untuk masa depan industri AI.
"Model dasar yang besar membutuhkan inovasi berkelanjutan, sementara kemampuan raksasa teknologi memiliki batasnya," ujar Liang.