Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bagi generasi X yang lahir di kisaran tahun 1965 hingga 1980, masa pensiun sudah terlihat di depan mata. Setidaknya, mereka menyisakan masa produktif sekitar satu hingga dua dekade lagi.
Sayangnya, tidak semua orang tampak siap memasuki masa pensiun karena merasa belum mengalami apa yang saat ini sering disebut dengan istilah financial freedom atau kebebasan finansial. Beberapa survei di AS mengamini hal tersebut.
Terbaru, survei dari Prudential Financial yang dilakukan terhadap 2.000 Gen X pra-pensiunan memberikan hasil bahwa 35% dari 65 juta generasi tersebut di AS memiliki tabungan kurang dari US$ 10.000 dan 18% tidak memiliki tabungan.
Wakil Ketua Prudential Rob Falzon menyebutkan saat ini adalah masa di mana Gen X sedang menatap salah satu lanskap paling kompleks untuk kesiapan pensiun dalam beberapa dekade ke depan.
Baca Juga: Awal Kebangkitan Saham Properti
“Karena penurunan program pensiun manfaat pasti, yang seringkali mendukung pensiun generasi sebelumnya, serta ketidakpastian ekonomi dan manfaat Jaminan Sosial jangka panjang.” ujarnya dikutip dari yahoo finance, Jumat (9/6).
Hasil yang mirip juga didapat dari survei yang dilakukan oleh Allianz Life Insurance cabang Amerika Utara yang mengungkapkan 64% Gen X khawatir mereka tidak akan memiliki cukup tabungan untuk masa pensiun, naik dari 55% pada tahun 2021.
“Temuan penting dalam laporan kami adalah bahwa Gen X kurang percaya diri dengan masa depan keuangan mereka dibandingkan generasi lain,” kata Kelly LaVigne, wakil presiden Consumer Insights di Allianz Life.
Secara keseluruhan, temuan Allianz menyebutkan hanya 55% Generasi X yang percaya bahwa mereka lebih baik daripada generasi sebelumnya pada usia mereka, dibandingkan dengan 70% generasi boomer dan 61% milenial.
Ketidaksiapan Gen X menghadapi masa pensiun yang tertuang dalam beberapa survei tersebut ternyata disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu yang paling sering didengar adalah generasi ini merupakan sandwich generation, artinya secara bersamaan mereka harus merawat anak-anak dan orang tua yang lanjut usia.
Baca Juga: Kalahkan Hong Kong, Harga Rumah Pribadi di Singapura Termahal di Asia Pasifik
“Ketika begitu banyak orang mengandalkan Anda, mudah untuk tidak memprioritaskan diri sendiri,” kata Christian Mitchell, kepala pelanggan di Northwestern Mutual.
Tak hanya itu, ada juga yang khawatir tentang pencapaian tujuan tabungan mereka karena inflasi, dan hampir tiga perempat mengatakan lingkungan ekonomi saat ini membuat sulit untuk merencanakan di luar hari ke hari.
Faktanya, 67% dari mereka yang disurvei oleh Allianz mengatakan pendapatan mereka tidak sebanding dengan kenaikan biaya hidup, naik dari 54% tahun lalu.
Mengatasi ketidaksiapan tersebut, survei Prudential menemukan bahwa 58% berharap untuk mengandalkan Jaminan Sosial sebagai sumber utama pendapatan pensiun mereka. Ada juga yang mulai merencanakan tabungan semasa waktu masih ada.
“Intinya begini, saat waktu untuk merencanakan hampir habis, masih ada waktu untuk bertindak,” kata Mitchell.