kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Taliban berkuasa, Inggris tegaskan tidak bakal kembali ke Afghanistan


Senin, 16 Agustus 2021 / 14:38 WIB
Taliban berkuasa, Inggris tegaskan tidak bakal kembali ke Afghanistan
ILUSTRASI. Tentara?Inggris bersiap untuk berangkat setelah berakhirnya operasi Marinir AS dan pasukan tempur Inggris di Helmand, 27 Oktober 2014.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - LONDON. Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menegaskan, Inggris dan NATO tidak akan kembali lagi ke Afghanistan untuk memerangi gerilyawan Taliban yang kini menguasai negara itu.

"Saya mengakui bahwa Taliban mengendalikan negara itu. Tidak perlu menjadi ahli politik untuk menyadari hal itu," ungkap Wallace kepada Sky News, seperti dikutip Reuters.

Saat ditanya, apakah Inggris dan NATO akan kembali ke Afghanistan, Wallace dengan tegas mengatakan, "Itu tidak akan terjadi."

Wallace pada Senin (16/8), menyatakan, Inggris telah melakukan segala cara untuk mengevakuasi warga Inggris dan Afghanistan yang memiliki hubungan dengan Inggris.

Inggris menargetkan bisa mengevakuasi 1.200 hingga 1.500 warga negaranya dari Afghanistan per hari, sesuai dengan kapasitas maksimal pesawat yang dimiliki Inggris.

Baca Juga: Taliban: Perang di Afghanistan sudah berakhir

Inggris telah memindahkan kedutaannya dari kota ke bandara Kabul. Saat ini, ada bendera Taliban yang berkibar di atas bekas gedung kedutaan Inggris di Kabul.

Sejalan dengan sang Perdana Menteri, Wallace menegaskan, Inggris saat ini belum bisa mengakui Taliban sebagai Pemerintah Afghanistan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Minggu (15/8) dengan tegas mengatakan, dirinya tidak mengakui Taliban.

Johnson juga menyarankan agar tidak ada pihak yang secara bilateral mengakui Taliban sebagai Pemerintah Afghanistan.

"Kami tidak ingin siapa pun secara bilateral mengakui Taliban," kata Johnson, seraya mendesak sekutunya untuk bekerja sama di Afghanistan melalui mekanisme seperti PBB dan NATO.

Lebih lanjut, Johnson bertekad untuk mencegah Afghanistan kembali menjadi tempat berkembang biaknya teror melalui kerjasama dengan semua pihak yang sejalan dengan sikap Inggris.

Selanjutnya: PM Inggris: Jangan ada yang mengakui kekuasaan Taliban


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×