kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.054   70,31   1,01%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,18   1,49%
  • ISSI 214   1,21   0,57%
  • IDX30 423   6,92   1,66%
  • IDXHIDIV20 509   7,37   1,47%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,84   0,68%
  • IDXQ30 141   1,97   1,42%

Taliban mengincar hubungan kerja sama dengan Rusia hingga Pakistan


Senin, 06 September 2021 / 09:08 WIB
Taliban mengincar hubungan kerja sama dengan Rusia hingga Pakistan
ILUSTRASI. Mullah Baradar Akhund, seorang pejabat senior Taliban, duduk bersama sekelompok pria, membuat pernyataan video, dalam gambar diam yang diambil dari video yang direkam di lokasi tak dikenal dan dirilis pada 16 Agustus 2021.


Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KABUL. Di bulan pertamanya menguasai Afghanistan, kelompok Taliban mulai mengincar hubungan kerja sama dengan sejumlah negara, termasuk Rusia, Iran, dan Pakistan.

Dilansir dari TASS, Mohammad Akbar Agha yang merupakan komandan lapangan Taliban sekaligus pemimpin Dewan Keselamatan Tinggi Afghanistan, mengatakan bahwa Taliban membutuhkan kerja sama dengan negara-negara tersebut, begitu juga sebaliknya.

"Kami harus menjalin hubungan yang luas dengan Rusia, ada kepentingan antara Taliban dan Rusia. Iran dan Pakistan juga merupakan negara-negara yang ingin kami dekati. Mereka membutuhkan kami dan kami membutuhkan mereka," kata Agha.

Baca Juga: Rusia menyebut Kabul kini lebih aman di bawah kendali Taliban

Rusia, yang saat ini masih menganggap Taliban sebagai organisasi teroris, sempat mengakui bahwa kondisi Kabul menjadi lebih aman di bawah pengawasan Taliban dibanding dengan otoritas sebelumnya.

Secara umum, Rusia ingin memastikan bahwa ketidakstabilan di Afghanistan tidak meluas ke Asia Tengah, bagian dari bekas Uni Soviet yang dianggapnya sebagai halaman belakang sendiri. Rusia juga berusaha agar paham Taliban tidak menjadi landasan bagi kelompok-kelompok Islamis ekstrem lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Agha juga menyinggung hubungan Taliban dengan Amerika Serikat yang diakuinya semakin memburuk. Di sisi lain, Taliban tidak akan keberatan jika AS membuka kembali kedutaannya di Afghanistan.

"Sebelum invasi, Afghanistan dan AS memiliki kemungkinan untuk menjalin hubungan baik. Tapi setelah invasi dan kejahatan yang mereka lakukan, hubungan kami memburuk," ungkapnya.

Baca Juga: Rusia dan China sepakat bersatu untuk lindungi Afghanistan



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×