kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rusia dan China sepakat bersatu untuk lindungi Afghanistan


Kamis, 26 Agustus 2021 / 07:54 WIB
Rusia dan China sepakat bersatu untuk lindungi Afghanistan
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan mereka di sela-sela KTT BRICS, di Brasilia, Brasil, 13 November 2019.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bertemu pada hari Rabu (25/8), pemimpin Rusia dan China sepakat untuk bekerja sama dalam melindungi Afghanistan dari intervensi asing.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping saling bertukar pandangan melalui telepon pada hari Rabu, satu hari setelah kelompok G7 melakukan pertemuan untuk membahas sikap atas Afghanistan.

Dilansir Reuters dari China Daily, Xi menegaskan kembali posisi China yang tidak akan ikut campur dan selalu menghormati kedaulatan dan kemerdekaan Afghanistan.

Xi mendesak semua pihak di Afghanistan untuk segera membangun kerangka kerja politik yang terbuka dan inklusif, serta menerapkan kebijakan yang moderat dan stabil termasuk memutuskan hubungan dengan semua kelompok teroris.

Baca Juga: Putin: Militer Rusia tidak akan ikut campur ke dalam konflik di Aghanistan

Sejalan dengan itu, Putin berkata kepada Xi bahwa Rusia siap bekerja sama dengan China untuk mencegah pasukan asing mengganggu dan menghancurkan Afghanistan.

Putin juga menegaskan siap bekerja sama dengan China untuk memerangi terorisme dan penyelundupan obat-obatan terlarang di tengah situasi keamanan Afghanistan yang tidak menentu.

Sehari sebelumnya, negara-negara G7, yang umumnya berseberangan dengan Rusia dan China, menyerukan agar agar Taliban mengizinkan orang-orang meninggalkan negara itu setelah 31 Agustus.

Presiden Joe Biden mengatakan bahwa AS juga berharap evakuasi bisa selesai pada 31 Agustus, sesuai dengan permintaan Taliban.

Jika pada akhirnya batas waktu tersebut dilanggar, besar kemungkinan Rusia dan China akan turun tangan membantu Afghanistan yang kini ada di bawah kuasa Taliban.

Selanjutnya: Taliban berharap bisa tetap berhubungan baik dengan Jepang




TERBARU

[X]
×