Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa dirinya tidak akan membiarkan pasukan militernya masuk ke dalam kekacauan di Afghanistan. Meskipun demikian, Rusia akan tetap memantau situasi keamanan di negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Berbicara dalam kongres Partai Rusia Bersatu hari Selasa (24/8), Putin mengakui Afghanistan sedang menghadapi situasi yang sulit dan mengkhawatirkan.
Putin mengatakan bahwa saat ini Rusia secara aktif bekerja sama dengan sekutu mereka di Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).
Namun, Putin juga menegaskan bahwa Rusia tidak akan ikut campur dalam urusan dalam negeri Afghanistan, termasuk dengan mengirimkan pasukan militer.
"Secara alami kami tidak akan ikut campur dalam urusan dalam negeri Afghanistan. Begitupula angkatan bersenjata kami tidak akan terjun ke dalam konflik di sana. Saya pikir itu yang akan terjadi," ungkap Putin, seperti dikutip TASS.
Pada hari Minggu (22/8), Putin menolak gagasan mengenai pengiriman pengungsi Afghanistan ke negara-negara yang ada di sekitar Rusia. Putin khawatir ada bibit-bibit militan yang tumbuh di antara para pengungsi.
Baca Juga: Kantor-kantor PBB di Afghanistan dibobol dan dijarah pasukan Taliban
Dilansir dari Reuters, Putin mengkritik gagasan beberapa negara Barat untuk merelokasi pengungsi dari Afghanistan ke negara-negara tetangga di Asia Tengah sementara visa mereka ke Amerika Serikat dan Eropa sedang diproses.
"Apakah itu berarti bahwa mereka dapat dikirim tanpa visa ke negara-negara itu, ke tetangga kita, sementara mereka sendiri (Barat) tidak ingin membawa mereka tanpa visa?," kata Putin.
Pekan lalu Reuters melaporkan bahwa AS sedang mengadakan pembicaraan rahasia dengan sejumlah negara dalam upaya upaya untuk mengamankan kesepakatan sementara dalam menampung warga Afghanistan yang berisiko yang bekerja untuk pemerintah AS.
Sementara beberapa negara Barat bergegas untuk mengevakuasi warga dari Afghanistan, Rusia memuji Taliban karena memulihkan ketertiban setelah pengambilalihan negara itu.