Sumber: Bloomberg |
HONG KONG. CNOOC, pengebor lepas pantai terbesar di China berencana untuk memangkas ongkosnya dan menyurung produksi minyaknya tahun ini untuk menambal pendapatan yang menyusut karena resesi telah mengikis permintaan bahan bakar.
"Tahun ini, kami masih merasakan cubitan di musim dingin yang menyakitkan," seloroh Chairman Fu Chengyu di tengah beberan pendapatan tahunannya kemarin. Profit CNOOC melonjak 42% menjadi 44,4 miliar yuan atau setara dengan US$ 6,5 miliar tahun lalu.
CNOOC telah menunjuk Yang Hua sebagai Presdir untuk menyuntikkan "darah segar" pada perusahaan yang berbasis di Beijing lantaran eksplorasi minyak dan gas harus berhadapan dengan penyusutan minyak mentah sebesar 67% dari rekor tertingginya di bulan Juli lalu. Yang, yang awalnya adalah Chief Financial Officer, berjanji untuk mengontrol ongkos karena investasi CNOOC meningkat tahun ini.
"Tak ada yang bisa dilakukan CNOOC untuk harga minyak mentah," kata David Johnson, Energy Analyst untuk Macquarie Group Ltd. Menurut Johnson, CNOOC hanya perlu untuk menundukkan kepalanya, dan terus bereksplorasi untuk menggaet aset sebanyak mungkin dan memproduksinya.
Profit CNOOC mulai melambat 1% di semester kedua tahun lalu dari 89% di semester sebelumnya. Pendapatan CNOOC tergerus oleh penurunan minyak mentah dari level tertingginya US$ 147,27 per barel di bulan Juli tahun lalu. Tahu sendiri, CNOOC menggantungkan revenue-nya sebesar 82% daei produksi minyaknya.
"Kita tidak bisa mengontrol atau bahkan mempengaruhi harga minyak," kata Yang. Menurutnya, yang bisa dilakukan CNOOC saat ini adalah memikirkan bisnisnya sendiri dan mengontrol ongkos dengan baik.