Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada Senin (25/11/2024), Kedutaan Besar Tiongkok di Washington mengatakan, baik Amerika Serikat maupun Tiongkok tidak akan memenangkan perang dagang.
Melansir Reuters, pernyataan ini dirilis setelah Presiden terpilih AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% pada semua impor Tiongkok saat ia menjabat pada tanggal 20 Januari 2025 mendatang.
"Tentang masalah tarif AS terhadap Tiongkok, Tiongkok percaya bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS saling menguntungkan," kata Juru Bicara Kedutaan Besar Tiongkok Liu Pengyu dalam sebuah pernyataan.
Dia menegaskan, "Tidak seorang pun akan memenangkan perang dagang atau perang tarif."
Trump mengatakan ia akan mengenakan tarif sampai Tiongkok menghentikan aliran obat-obatan terlarang, khususnya fentanil, ke Amerika Serikat.
Baca Juga: Ancaman Tarif Trump terhadap Mitra Dagang Utama Mengguncang Pasar
Dalam pernyataan tersebut, Liu mengatakan Tiongkok telah mengambil langkah-langkah untuk memerangi perdagangan narkoba setelah kesepakatan dicapai tahun lalu antara Presiden Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
"Pihak Tiongkok telah memberi tahu pihak AS tentang kemajuan yang dicapai dalam operasi penegakan hukum terkait AS terhadap narkotika," kata Liu.
"Semua ini membuktikan bahwa gagasan Tiongkok dengan sengaja membiarkan prekursor fentanil mengalir ke Amerika Serikat sepenuhnya bertentangan dengan fakta dan kenyataan," tambahnya.
Ada kemajuan bertahap tetapi nyata dalam kerja sama untuk menghentikan perdagangan gelap bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi fentanil yang mematikan setelah Xi dan Biden setuju untuk melanjutkan upaya bersama tahun lalu.
Baca Juga: Trump Janjikan Kebijakan Tarif Baru, Deretan Perusahaan Ini Kena Getahnya!
Amerika Serikat, tempat penyalahgunaan fentanil menjadi penyebab utama kematian, telah mendorong Tiongkok untuk melakukan penegakan hukum yang lebih ketat.
Ini termasuk menangani keuangan gelap dan memperketat kontrol lebih lanjut terhadap bahan kimia tersebut.
Pada bulan Juni, jaksa agung Tiongkok mendesak pejabat penegak hukumnya untuk fokus pada pemberantasan perdagangan narkoba, saat Beijing dan Washington meluncurkan penyelidikan bersama yang langka terhadap narkoba.
Tonton: Perang Dagang Jilid 2 dengan Donald Trump Bisa Bikin Ekonomi Tiongkok Hancur
Pada bulan Agustus, beberapa hari setelah pertemuan kelompok kerja antinarkotika gabungan, Tiongkok mengatakan akan memperketat kontrol terhadap tiga bahan kimia yang penting untuk membuat fentanil.