Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Fasilitas milik Pasukan Sementara PBB di Lebanon atau UNIFIL kembali menjadi sasaran tembak tentara Israel. Kali ini, tank Israel menembaki pos penjagaan milik UNIFIL.
Mengutip Al Jazeera, sebuah tank Merkava Israel menembaki menara pengawas UNIFIL di dekat Kfar Kila, Lebanon. Menara dilaporkan mengalami kerusakan, termasuk hancurnya dua kamera pengawas yang terpasang.
UNIFIL meyakini bahwa serangan tentara Israel tersebut dilakukan dengan sengaja.
Serangan terbaru ini menambah panjang pelanggaran hukum Israel selama melancarkan operasi militernya di Lebanon.
Baca Juga: Netanyahu: Kami akan Terus Menyarang Hizbullah Tanpa Ampun
Hari Minggu (13/10) lalu, pasukan Israel secara paksa memasuki wilayah UNIFIL di dekat desa Ramyah. Mereka melintasi Garis Biru atau zona aman yang dibuat PBB.
Dalam insiden itu, Israel mengerahkan dua unit tank. Tentara Israel juga melepaskan tembakan asap di dekat pasukan penjaga perdamaian, yang menyebabkan 15 personel menderita iritasi kulit dan masalah pencernaan.
Sehari sebelumnya, UNIFIL melaporkan bahwa tentara Israel dengan sengaja menghalangi proses pengiriman logistik penting di dekat Meiss el-Jabal.
Kementerian Kesehatan Lebanon pada hari Rabu mengatakan setidaknya 2.367 orang tewas dalam serangan Israel di Lebanon dan 11.109 orang terluka sejak 8 Oktober 2023.
Tonton: Jelang 1 Tahun Serangan 7 Oktober, Israel Bombardir Lebanon dan Gaza
Baca Juga: Serangan Israel ke UNIFIL Indikasi Kejahatan Perang, 40 Negara Menuntut Investigasi
Israel Mengusir UNIFIL
Pemerintah Israel mendesak UNIFIL untuk segera meninggalkan Lebanon. Alasannya, Israel menilai Hizbullah telah menggunakan pasukan penjaga perdamaian sebagai tameng manusia.
UNIFIL yang mendapatkan mandat dari PBB dengan tegas menolak permintaan itu dan akan terus bertugas di Lebanon.
"Kami mengingatkan IDF (militer Israel) dan semua aktor tentang kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB dan untuk menghormati keutuhan gedung PBB setiap saat," kata UNIFIL dalam laporannya.
Hizbullah juga dengan tegas menyangkal tuduhan Israel terkait penggunaan pasukan perdamaian sebagai pelindung.
UNIFIL terdiri dari sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian dari lebih dari 50 negara, termasuk Indonesia, India, dan Irlandia.
Dewan Keamanan PBB telah memberikan peringatan kepada Israel untuk melindungi pasukan penjaga perdamaian dan seluruh propertinya.