kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Tantang AS dalam perang dagang, aksi India justru dinilai bakal jadi bumerang


Selasa, 18 Juni 2019 / 16:03 WIB
Tantang AS dalam perang dagang, aksi India justru dinilai bakal jadi bumerang


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Keputusan India untuk mengenakan tarif impor pada barang-barang buatan Amerika Serikat telah meningkatkan pertempuran perdagangan dengan negeri Paman Sam. Namun aksi balasan ini justru dinilai dapat menjadi bumerang buat India.

Seperti diberitakan CNN, India mengenakan tarif impor pada 28 produk dari AS. Termasuk almond, apel, dan beberapa bahan kimia yang mulai berlaku pada hari Minggu lalu. 

Sementara New Delhi mengatakan kenaikan bea masuk tersebut sebagai pembalasan atas tarif AS untuk baja dan aluminium yang diberlakukan tahun pada lalu. "Keputusan India untuk membalas dengan tarif yang lebih tinggi adalah salah perhitungan," kata Priyanka Kishore, dari Oxford Economics.

"Sikap keras seperti itu dalam negosiasi perdagangan antara India dengan AS mungkin lebih membahayakan daripada memberikan hasil yang positif," tambahnya.

Seperti China yang terkunci dalam perang dagang dengan Amerika Serikat, India lebih banyak melakukan ekspor ke Amerika dibanding impor. Negara ini mengimpor barang-barang AS senilai US$ 33 miliar pada tahun lalu, sementara nilai ekspornya mencapai US$ 54 miliar. 

Perdagangan jasa antara kedua negara senilai $ 54,6 miliar tahun lalu, juga lebih condong untuk menguntungkan India berkat perusahaan IT seperti Tata Consultancy Services, Infosys (INFY) dan Wipro (WIT).

Hal itu memberi peluang bagi Washington untuk memberi aksi balasan yang lebih fatal. "Jika AS memilih untuk menanggapinya dengan tarif pembalasan atas ekspor padat karya seperti permata, perhiasan dan tekstil, lebih banyak melakukan pushback pada layanan TI, hal itu akan menyebabkan kerusakan yang jauh lebih besar pada prospek ekonomi India," jelas Kishore.

Presiden Donald Trump telah berulang kali menyoroti defisit perdagangan AS dengan India, serta tarif tinggi yang dikenakan India untuk produk-produk seperti sepeda motor dan alkohol. 

Sementara itu pemerintahan Trump baru-baru ini juga menghapus India dari program perdagangan preferensial yang membebaskan barang-barang India senilai lebih dari US$ 6 miliar dari pengenaan tarif.


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×