Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Protes besar-besaran di Hong Kong mungkin telah memberikan pengaruh tak terduga kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump jika ia bertemu dengan Presiden China Xi Jinping, di Jepang pada minggu depan. Tetapi sejumlah analis menilai Beijing akan berusaha untuk menghindari kontroversi dari pengaruh hubungan China-AS yang lebih luas.
Dilansir dari South China Morning Post, demonstrasi atas RUU ekstradisi telah mengguncang Hong Kong selama dua minggu terakhir. Aksi ini juga menambah ketidakpastian baru dalam pertemuan berisiko tinggi yang diharapkan akan terjadi di antara kedua pemimpin tersebut pada KTT G20 di kota Osaka.
China memang belum mengonfirmasi apakah Xi akan bertemu dengan Trump untuk mencoba mengakhiri perang dagang China-AS yang telah berlangsung selama setahun. Namun Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan dia yakin isu Hong Kong akan diangkat dalam pembicaraan antara kedua pemimpin.
"Saya pikir kita akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu Presiden Xi di KTT G20. Saya yakin isu ini akan menjadi salah satu masalah yang mereka diskusikan," kata Pompeo.
Wang Yong, Direktur Pusat Ekonomi Politik Internasional di Universitas Peking mengatakan Washington mungkin akan mencoba menularkan isu Hong Kong ke sejumlah pihak untuk memaksimalkan keuntungan bagi AS dalam negosiasi antara kedua negara.
"Di saat Trump ingin mencapai kesepakatan dengan China, AS akan mencari celah yang mungkin untuk mengeksploitasi kelemahan China mulai dari Taiwan, masalah Xinjiang dan sekarang Hong Kong," kata Wang.
Dia mengatakan bahwa ketika perang dagang berkecamuk, status Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional dapat membuat kota itu jadi tempat baku tembak China-AS.
"Jika perang keuangan pecah, Hong Kong akan berada di garis depan dan pasar saham serta ekonominya akan mengalami pukulan besar, seperti yang terjadi dalam krisis keuangan 1997-98," katanya.
Tetapi Liu Weidong, seorang analis urusan China-AS dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, mengatakan Beijing akan menjelaskan kepada Washington bahwa Hong Kong adalah urusan domestik murni yang seharusnya tidak mempengaruhi hubungan China dengan AS.
"Tanggapan China tidak lebih dari menyatakan kembali bahwa masalah Hong Kong adalah urusan internal China," kata Liu.
“Kita juga perlu menyadari bahwa Hong Kong hanyalah masalah yang sangat kecil dalam hubungan kedua negara secara keseluruhan, seperti Xinjiang atau Tibet. Dan tidak seharusnya menjadi masalah yang dapat membahayakan basis hubungan bilateral keduanya,” lanjut dia.