Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan ekspor batu bara ke India setelah China mengenakan tarif pada impor energi dari AS.
Menurut lima pejabat industri yang mengetahui detil informasi tersebut, hal tersebut berpotensi mengikis pangsa pasar Australia dan Rusia di pasar India.
Reuters melaporkan, Kementerian Keuangan China minggu lalu mengatakan akan mengenakan pungutan sebesar 15% pada impor batu bara AS.
Menurut para pejabat, kebijakan tersebut dapat mendorong para penambang AS untuk mengirim produksinya ke India, yang merupakan importir batu bara terbesar kedua di dunia setelah China.
"Tiga kargo AS yang seharusnya dikirim ke China telah mendarat di India dan sekitar 10 kargo lagi masih menunggu. Ini adalah pengiriman besar dan itu bisa semakin menekan harga," kata Vasudev Pamnani, direktur I-Energy Natural Resources India.
"Lebih banyak impor batu bara AS bisa berdampak pada Australia," kata Pamnani dalam konferensi Coaltrans India pada hari Senin.
Baca Juga: China Mulai Menggerogoti Pangsa Pasar Industri Chip Taiwan
Dalam hal volume, AS menyumbang sebagian kecil dari impor batu bara China. Akan tetapi, nilai pengiriman batu bara kokas - yang sebagian besar digunakan oleh pembuat baja - naik hampir sepertiga menjadi US$ 1,84 miliar pada tahun 2024.
Malcolm Roberts, kepala pemasaran di perusahaan tambang batu bara terbesar AS Peabody Energy, mengatakan dalam panggilan konferensi dengan para analis minggu lalu bahwa lebih banyak batu bara AS bisa dikirim ke India dan lebih banyak batu bara Australia ke China sebagai akibat dari tarif tersebut.
Australia merupakan pemasok batu bara kokas yang dominan ke India dalam satu dekade terakhir, dengan pangsa sekitar 80% dari semua pengiriman tersebut. Pangsanya menyusut menjadi 62% pada tahun 2024, karena pasokan dari Amerika Serikat serta Rusia dan Mozambik membantu India untuk melakukan diversifikasi.
Tonton: China Lebih dari Siap Menghadapi Tarif Trump, Ini Bukti-Buktinya
Australia kini dapat memperoleh kembali sebagian pangsa di Tiongkok - pasar utamanya yang menjadi tempat Australia menyumbang lebih dari dua pertiga impor batu bara kokas sebelum Tiongkok mengumumkan larangan tidak resmi atas impor tersebut pada tahun 2021.
Mongolia dan Rusia saat ini merupakan eksportir batu bara kokas terbesar ke Tiongkok.
Menurut data bea cukai Tiongkok, AS menyumbang 9% dari pasar batu bara kokas di Tiongkok pada tahun 2024, sementara Australia menyumbang 8% dari semua impor tersebut.