Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KETEGANGAN AS VS CHINA - Pada Senin (31/7/2023), China mengumumkan kontrol ekspor pada sejumlah drone dan peralatan terkait drone.
Melansir Reuters, China menegaskan, alasan dari tindakan tersebut adalah ingin melindungi keamanan dan kepentingan nasional di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat terkait akses ke teknologi.
Menurut Kementerian Perdagangan China, pembatasan peralatan, termasuk beberapa mesin drone, laser, peralatan komunikasi dan sistem anti-drone, akan mulai berlaku pada 1 September 2023.
Juru Bicara Kemendag China dalam sebuah pernyataan resmi menegaskan, pembatasan juga memengaruhi beberapa drone konsumen, dan tidak ada drone sipil yang dapat diekspor untuk tujuan militer.
"Perluasan lingkup kontrol drone China kali ini merupakan langkah penting untuk menunjukkan sikap kami sebagai negara besar yang bertanggung jawab, untuk menerapkan inisiatif keamanan global, dan menjaga perdamaian dunia," kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya itu.
Baca Juga: Buka Ecommerce di AS, Ini Cara Tiktok Pasok Barang dari China
Pihak berwenang telah memberi tahu negara dan wilayah yang relevan, kata juru bicara itu.
China memiliki industri manufaktur drone yang besar dan mengekspor ke beberapa pasar, termasuk Amerika Serikat.
Departemen Pertahanan dan Departemen Perdagangan China tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dilayangkan Reuters.
Kongres AS pada 2019 melarang Pentagon membeli atau menggunakan drone dan komponen yang diproduksi di China.
Anggota parlemen AS mengatakan bahwa lebih dari 50% drone yang dijual di AS dibuat oleh perusahaan DJI yang berbasis di China, dan mereka adalah drone paling populer yang digunakan oleh badan keamanan publik.
Baca Juga: Kementerian Investasi Gandeng Produsen Kaca Asal China Tambah Investasi US$ 11,6 M
DJI mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya selalu dengan ketat mematuhi dan menegakkan hukum dan peraturan negara atau wilayah tempatnya beroperasi, termasuk persyaratan peraturan kontrol ekspor China.
"Kami tidak pernah merancang dan memproduksi produk dan peralatan untuk penggunaan militer, kami juga tidak pernah memasarkan atau menjual produk kami untuk digunakan dalam konflik militer atau perang di negara mana pun," tambah produsen drone itu.
Perusahaan Jerman pada Maret 2022 menuduh DJI membocorkan data tentang posisi militer Ukraina ke Rusia, yang ditolak perusahaan sebagai tudingan yang benar-benar salah.
Kementerian Perdagangan China mengatakan pada bulan April tahun ini bahwa media AS dan Barat menyebarkan "tuduhan tidak berdasar" bahwa mereka mengekspor drone ke medan perang di Ukraina. Mereka menambahkan laporan tersebut adalah upaya untuk "menodai" perusahaan China dan akan terus memperkuat kontrol ekspor pada drone.
Pembatasan ekspor drone terjadi setelah China mengumumkan kontrol ekspor pada beberapa logam yang banyak digunakan dalam pembuatan chip bulan lalu, menyusul langkah Amerika Serikat untuk membatasi akses China ke teknologi utama, seperti peralatan pembuat chip.