Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Sebagian besar kasus impor di Heilongjiang terdapat di Suifenhe, kota perbatasan tersibuk antara China dan Rusia, dengan lebih dari satu juta pelancong setiap tahun. Tapi, pintu perbatasan sudah tertutup sejak 7 April.
Bahkan, kota dengan populasi sekitar 70.000 jiwa telah terkunci ketat sejak pekan lalu seperti Kota Wuhan, tempat virus corona pertama kali terdeteksi. Penerapan larangan semua pertemuan publik berlaku mulai Minggu (12/4).
Pejabat Suifenhe mengatakan, pembangunan rumahsakit darurat sudah selesai dan siap digunakan pada Selasa (14/4). Para ahli medis telah dikirim dari seluruh negeri tembok raksasa ke daerah tersebut.
Baca Juga: WHO: 90% kasus virus corona datang dari Eropa dan Amerika Serikat
Suifenhe dan Harbin, Ibu Kota Provinsi Heilongjiang, sekarang mengharuskan semua kedatangan dari luar negeri untuk menjalani karantina selama 28 hari dan tes untuk virus corona.
Rusia pada Senin (13/4) melaporkan lebih dari 2.500 infeksi baru, kenaikan harian tertinggi. Dan, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan para pejabat negeri beruang merah untuk bersiap menghadapi skenario "luar biasa".
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, Selasa (14/4), mendesak pemerintah daerah di China dan Rusia untuk "mengambil tindakan yang diperlukan" untuk mencegah dan menghentikan penyeberangan perbatasan ilegal.
Baca Juga: China uji coba dua vaksin virus corona pada manusia
Saat ini, mengutip Channelnewsasia.com, Zhao memperkirakan, ada lebih dari 100.000 warga Tiongkok di Rusia.