Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli
Menurutnya, neurodiversitas banyak ditemukan di Silicon Valley karena kemampuan mendalami suatu bidang sejak usia muda sangat membantu dalam memahami topik yang kompleks. Elon Musk juga mengakui bahwa ia berada dalam spektrum autisme, merujuk pada sindrom Asperger.
Dalam wawancara tersebut, Gates juga membahas interaksinya dengan mantan Presiden AS Donald Trump. Ia bertemu Trump pada 27 Desember untuk berdiskusi mengenai kebijakan kesehatan global dan bantuan bagi negara-negara miskin, yang menjadi fokus utama Gates saat ini.
Mengenai keputusan Mark Zuckerberg untuk menghapus pemeriksaan fakta di AS setelah pemilihan Trump, Gates menyatakan bahwa ia tidak terkesan dengan cara pemerintah dan perusahaan swasta menangani batasan antara kebebasan berbicara dan kebenaran.
Baca Juga: Bill Gates Tak Lagi Masuk Jajaran 10 Miliarder Terkaya di Dunia?
Selain itu, Gates mengkhawatirkan dampak media sosial terhadap anak-anak. Ia mendukung kebijakan Australia yang melarang penggunaan media sosial bagi anak di bawah 16 tahun dan menyebutnya sebagai langkah yang cerdas.
Menurutnya, media sosial lebih adiktif dibandingkan permainan video dan dapat menyebabkan kecemasan berlebihan terhadap opini orang lain.
Ketika ditanya tentang Robert F. Kennedy Jr., yang mengklaim tidak anti-vaksin tetapi menyebarkan informasi keliru tentang vaksin, Gates menganggapnya menyesatkan.
Kisah hidup Gates bukanlah perjalanan dari kemiskinan menuju kekayaan. Ayahnya adalah seorang pengacara, dan meskipun keluarga mereka tidak hidup dalam kemewahan, mereka mampu menyekolahkannya di institusi swasta agar ia lebih termotivasi.
Baca Juga: Sudah Berusia 69 Tahun, Mengapa Bill Gates Tak Mau Pensiun?
Keputusan tersebut membawanya mengenal komputer sejak dini melalui mesin teletype yang dibeli dari hasil penggalangan dana ibu-ibu sekolah. Bersama beberapa teman, ia memiliki akses eksklusif ke komputer pada saat hampir tidak ada orang lain yang menggunakannya.
Gates kemudian mendirikan Microsoft bersama Paul Allen. Seorang sahabatnya, Kent Evans, meninggal dalam kecelakaan pendakian di usia 17 tahun. Saat mengunjungi kembali Lakeside School, Gates melewati kapel tempat pemakaman sahabatnya diadakan dan mengenang saat ia menangis di tangga.
Sejak kecil, Gates dan teman-temannya membaca biografi orang-orang sukses untuk mencari pola yang membuat seseorang berhasil. Kini, ia telah menulis kisah hidupnya sendiri, dengan kesimpulan bahwa sebagian besar karakter seseorang telah terbentuk sejak awal kehidupannya.