Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tensi geopolitik antara China dan Taiwan terus memanas. Mengutip Reuters pada Minggu (14/7), Militer China baru-baru ini melakukan latihan udara dan laut di sepanjang pantai tenggaranya.
Latihan ini digelar setelah Taiwan memperkuat militernya dengan membeli senjata dari Amerika Serikat. Aksi AS yang mendukung Taiwan ini, membuat China akan menjatuhkan sanksi ke perusahaan-perusahaan AS yang terlihat dalam kesepakatan penjualan senjata ke Taiwan yang senilai US$ 2,2 miliar.
Cina menilai aksi penguatan senjata Taiwan itu sebagai aksi pemberontakan. Oleh sebab itu, Kementerian Pertahanan China menyatakan telah menggelar latihan militer tanpa memberikan lokasi geografis yang tepat.
"Latihan ini adalah pengaturan rutin sesuai dengan rencana tahunan untuk militer," katan Kementerian.
Pantai tenggara China adalah salah satu daerah paling sensitif di negara itu karena menghadap Taiwan melintasi Selat Taiwan yang sempit. China menganggap Taiwan yang demokratis sebagai provinsi yang patuh, diambil secara paksa jika perlu.
Selain itu, Jumat lalu, China mengatakan akan menjatuhkan sanksi pada perusahaan-perusahaan AS yang terlibat dalam kesepakatan untuk menjual tank, rudal dan peralatan militer senilai US$ 2,2 miliar ke Taiwan, dengan mengatakan hal itu merusak kedaulatan China dan keamanan nasional.
Pengumuman itu datang ketika Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengunjungi New York saat transit ke sekutu diplomatik di Karibia. Hal ini juga membuat marah Beijing, yang semakin mempererat hubungan China-AS yang telah dipengaruhi oleh perang perdagangan yang pahit.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Kantor Kepresidenan Taiwan mengutip Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Tsai Ming-yen yang mengatakan bahwa Presiden Tsai telah berbicara melalui telepon dengan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ketika dia berada di Amerika Serikat dan bertemu dengan para senator dan anggota Kongres, tanpa menyebut nama mereka.
Presiden Tsai mengatakan Taiwan dan Amerika Serikat dapat menjalin hubungan yang lebih erat, dan juga berterima kasih kepada Amerika Serikat. Terutama terkait keamanan Selat Taiwan dan penjualan senjata yang baru-baru ini diumumkan.
Presiden Tsai juga berjanji kepada Amerika Serikat (AS) bahwa di masa depan di kawasan Indo-Pasifik, Taiwan akan terus memainkan peran kemitraan yang bertanggung jawab. Juga mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan perdamaian dan stabilitas di kawasan dengan negara-negara yang sepaham, pernyataan itu menambahkan.
Tsai telah berulang kali memperingatkan tentang ancaman dari tetangganya yang raksasa, China, dan telah berjanji untuk membela keamanan, demokrasi, dan cara hidup Taiwan.
China dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan latihan militernya di sekitar Taiwan, termasuk secara teratur menerbangkan apa yang Beijing sebut latihan "pengepungan pulau" dan mengirimkan kapal perang ke perairan sekitar Taiwan.