Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Hasil kinerja dari dua perusahaan operator utama transportasi kereta api Amerika Serikat (AS) pada pekan depan, kemungkinan akan menarik perhatian lebih para investor bursa Wall Street. Pemain pasar saham mencari tanda-tanda seberapa dalam perang perdagangan yang digemakan Presiden AS Donald Trump mempengaruhi perusahaan jasa pengiriman dan ekonomi AS lebih luas.
Dua operator jalur kereta api yang akan merilis kinerja pendapatan di kuartal II 2019 adalah Union Pacific Corp dan Kansas City Southern. Kinerja dua perusahaan ini bisa menjadi penanda seberapa besar tarif impor baru AS dapat melemahkan permintaan untuk pengiriman barang, perusahaan kontainer dan pengangkut paket.
Bahkan ada pembicaraan tentang "resesi pengiriman" dan investor memandang sektor transportasi sebagai barometer kesehatan ekonomi AS.
"Jika perusahaan-perusahaan ini mengeluarkan laporan yang mengkonfirmasi kekhawatiran orang tentang tarif dan penumpukan barang, itu tidak akan baik untuk pasar," kata Chuck Carlson, Chief Executive Officer Horizon Investment Services di Hammond, Indiana seperti dikutip Reuters, Jumat (12/7).
Union Pacific yang berbasis di Nebraska, Omaha, mengoperasikan jaringan kereta api sepanjang 32.000 rute yang mencakup kompleks Los Angeles/Long Beach, pelabuhan yang bertanggung jawab atas sebagian besar aliran kargo AS-Tiongkok.
Tarif impor telah mempengaruhi laba perusahaan. Pada kuartal pertama, volume pengiriman keseluruhan turun, yang didorong penurunan ekspor ke China.
Pada bulan Juni lalu, CEO Union Pacific Lance Fritz mengatakan kepada Reuters bahwa perang dagang adalah "ancaman signifikan" terhadap outlook Union Pacific.
Sementara Kansas City Southern diperkirakan akan melaporkan pertumbuhan pendapatan satu digit di pertengahan tahun ini, menurut data Refinitiv.
Lalu lintas lintas perbatasan AS-Meksiko, menyumbang sebagian besar pendapatan Kansas City.
"Volume pengiriman yang turun dari jalur truk dan rel kereta api pada paruh pertama tahun 2019, itu resesi pengiriman,” kata Tim Donoyer, Wakil Presiden ACT Research di Columbus, Indiana.