Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MADRID. Tingkat pengangguran Spanyol naik menjadi 15,33% pada kuartal II-2020. Namun, data National Statistics Institute (NSI) yang dirilis hari ini menunjukkan, sebenarnya lebih banyak orang yang kehilangan pekerjaan selama pandemi virus corona yang tidak termasuk dalam statistik.
Tingkat pengangguran di kuartal kedua tersebut lebih tinggi dibandingkan posisi di kuartal I-2020 yang capai 14,41%. Selain itu, ini adalah level tertinggi sejak kuartal pertama tahun 2018 dilam.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, tingkat pengangguran Spanyol akan meningkat lebih banyak dan mencapai 16,70% di tahun ini.
Terlabih data NSI tidak menunjukkan keseluruhan tingkat pengangguran yang terjadi akibat pandemi virus corona.
Baca Juga: Mantan gelandang Barcelona Xavi Hernandez positif terinfeksi corona
Untuk satu hal, pekerja yang berada dalam skema cuti tidak termasuk sebagai pengangguran dalam survei ini. Untuk pertama kalinya dalam krisis ekonomi, Spanyol telah menggunakan skema perlindungan ketenagakerjaan secara masif, yang dikenal sebagai ERTE, untuk membatasi jumlah redundansi dalam menghadapi penutupan paksa kegiatan ekonomi.
Kemudian, NSI mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lebih dari satu juta orang kehilangan pekerjaan selama kuartal tersebut, tetapi belum dianggap menganggur karena tidak memenuhi persyaratan teknis untuk dimasukkan dalam kelompok ini, seperti aktif dalam melakukan pencarian pekerjaan.
Selama kuartal kedua, Spanyol adalah salah satu negara di dunia yang paling terpukul oleh pandemi virus corona dan menerapkan salah satu penguncian ketat yang diberlakukan di Eropa dari pertengahan Maret hingga bulan Juni.
Hingga 27 Juli, Spanyol telah mencatat total kasus virus corona capai 278.782 kasus dengan 28.434 kematian.
