Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Maskapai penerbangan Skandinavia, SAS, bakal melakukan pengurangan karyawan alias pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 5.000 pegawai tetap. Ini dilakukan karena bisnis penerbangan anjlok setelah jatuhnya permintaan dan pembatasan perjalanan selama pandemi virus corona.
Maskapai penerbangan di seluruh dunia telah memangkas penerbangan dan biaya akibat pandemi, dan SAS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (28/4) bahwa pihaknya memperkirakan aktivitas terbatas selama musim panas tahun ini.
Sebelum melakukan pengurangan pegawai, pada bulan lalu SAS sudah mengatakan akan memberhentikan sementara sekitar 10.000 karyawan, atau 90% dari total tenaga kerja maskapai. Ini dilakukan karena virus corona membawa perjalanan internasional hampir macet pada Maret, sementara perjalanan domestik juga sangat terpengaruh.
Baca Juga: Adanya pandemi covid-19, pendapatan maskapai lenyap hingga Rp 2 triliun
CEO SAS Rickard Gustafson mengatakan, permintaan mungkin akan jauh lebih rendah tahun ini dan pada tahun 2021. Sementara tingkat penerbangan yang lebih normal dapat dicapai pada tahun 2022 mendatang.
"Itu skenario yang sedang kami kerjakan, dan itu perkiraan terbaik yang bisa kami berikan," katanya kepada Reuters.
Pesaing SAS, Norwegian Air telah memperingatkan bahwa perusahaan hampir kehabisan uang tunai pada pertengahan Mei. Pekan lalu, perusahaan juga mengatakan 4.700 staf akan kehilangan pekerjaan setelah empat unit kerja di Swedia dan Denmark mengajukan kebangkrutan sementara kontrak staf AS dan Eropa dibatalkan.
Norwegian Air sekarang berusaha untuk mengubah utang menjadi ekuitas dalam upaya memenuhi syarat untuk bantuan negara karena berusaha untuk bertahan dari krisis.
Sementara SAS, yang sebagian dimiliki oleh Swedia dan Denmark, menambahkan bahwa potensi pengurangan tenaga kerja akan dibagi dengan komposisi, sekitar 1.900 pekerja di Swedia, 1.300 di Norwegia dan 1.700 di Denmark.