Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Sebuah studi baru menunjukkan pasien virus corona yang telah dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit masih bisa membawa virus tersebut jauh di dalam paru-paru mereka.
Yang lebih berbahaya lagi, virus tersebut bersembunyi hingga tidak terdeteksi oleh metode pengujian konvensional.
Baca Juga: Trump: China akan melakukan apa saja agar saya kalah dalam Pilpres 2020
Dilansir dari South China Morning Post, penemuan yang diterbitkan dalam makalah di jurnal peer-review Cell Research ini dapat menjelaskan mengapa semakin banyak pasien yang pulih, namun kembali positif usai dites lagi.
"Pekerjaan kami memberikan bukti patologis pertama untuk virus residu di paru-paru untuk pasien [yang dites negatif] tiga kali berturut-turut," tulis para peneliti, yang dipimpin oleh Dr Bian Xiuwu dari Universitas Kedokteran Angkatan Darat di Chongqing.
"Ada kebutuhan untuk perbaikan pedoman klinis untuk penahanan virus dan manajemen penyakit", kata mereka.
Penelitian ini didasarkan pada pemeriksaan postmortem dari seorang wanita 78 tahun yang meninggal setelah memiliki virus corona. Dia dirawat di rumah sakit di Chongqing pada 27 Januari. Dia kemudian dinyatakan positif Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus, dan kemudian mengembangkan gejalanya.
Setelah menerima pengobatan antivirus, ia dianggap siap untuk dipulangkan pada 13 Februari, setelah menunjukkan hasil negatif dalam tiga putaran pengujian, berdasarkan sampel dari bagian belakang hidung dan tenggorokannya.
Baca Juga: Australia digambarkan seperti permen karet nempel di sepatu China, apa maksudnya?
Kondisinya membaik secara signifikan, didukung oleh CT scan. Namun, sehari kemudian, dia menderita serangan jantung dan meninggal.
Bian dan rekannya menyimpulkan bahwa kasus ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk memahami patogenesis infeksi Sars-CoV-2.
Komunitas medis belum menetapkan bagaimana virus dapat mempengaruhi tubuh pasien yang pulih. Namun postmortem wanita itu tidak menemukan jejak coronavirus di hati, jantung, usus, kulit atau sumsum tulangnya.
Baca Juga: Strategi Vietnam dalam menangani Covid-19 bikin pakar kesehatan kagum
Namun, para peneliti menemukan strain virus yang lengkap dalam jaringan jauh di dalam paru-parunya. Mereka menempatkan sampel jaringan di bawah mikroskop elektron untuk mengkonfirmasi keberadaan virus corona yang diselimuti cangkang mirip mahkota.
Strain yang tersembunyi tidak menyebabkan gejala yang jelas. Jaringan paru-paru menunjukkan kerusakan yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus, tetapi tidak adanya virus di seluruh tubuh membuat deteksi sulit karena metode pengujian dalam penggunaan massal tidak mengambil sampel hingga jauh di dalam paru-paru.