CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Teror marak, Trump minta dukungan atas travel ban


Senin, 05 Juni 2017 / 08:43 WIB
Teror marak, Trump minta dukungan atas travel ban


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu (3/6) lalu mengatakan, AS harus "pintar dan keras" dalam menghadapi ancaman teror. Dia juga menambahkan, serangan teror di London pada Sabtu malam lalu menunjukkan bahwa pengadilan AS harus mendukung disetujuinya proposal pelarangan perjalanan (travel ban) atas enam negara mayoritas Muslim.

Tak lama setelah serangan London terjadi, Trump memposting pendapatnya di Twitter bahwa AS harus mendukung Inggris, yang saat ini masih belum pulih atas serangan bom konser Manchester. Meski demikian, presiden juga menyarankan agar travel ban harus segera disahkan sebagai aksi pengamanan lanjutan terhadap teror.


Sekadar mengingatkan, serangan teror pada konser Manchester menyebabkan puluhan orang tewas. Kondisi itu mendorong Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk menetapkan Inggris pada level siaga tertinggi menjelang pemilihan umum Parlemen pada pekan depan. Dalam pernyataannya, May bilang, insiden yang terjadi Sabtu malam merupakan aksi terorisme. Masih terkait dengan travel ban, Trump mengekspresikan simpati dan solidaritas bagi aliansi terdekat AS di Eropa tersebut.


Informasi saja, proposal pemerintah Trump, yakni travel ban, ditolak oleh pengadilan federal dan Departemen Kehakiman AS pada awal tahun ini. Gedung Putih kemudian mengusulkan proposal versi kedua yang lebih sempit yakni memberlakukan larangan perjalanan hanya dari Iran, Sudan, Suriah, Libya, Somalia, dan Yaman selama 90 hari. Selama periode tersebut, pemerintah AS akan bertumpu pada keandalan informasi Departemen Luar Negeri terkait latar belakang dari negara-negara yang masuk dalam travel ban. Tujuannya tak lain untuk mengevaluasi apakah mereka akan mengeluarkan visa atau tidak.

Namun perintah eksekutif tersebut belum pernah dijalankan, dan pemerintah sekarang harus meyakinkan Mahkamah Agung bahwa AS akan dilecehkan secara terus menerus jika peraturan travel ban tidak segera diberlakukan.

Sejumlah media berita Inggris, termasuk The Spectator dan BBC menuliskan, berdasarkan laporan saksi mata bahwa sebuah van melaju cepat, lalu keluar dari jalur jalan dan menabrak beberapa orang di jembatan. Polisi Metropolitan melalui Twitter menuliskan, polisi telah dikirim untuk menanggapi laporan penusukan, tabrakan mobil dan aksi kekerasan lainnya.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×