Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
SEATTLE. Era baru dunia penerbangan dimulai. Setelah lebih dari dua tahun terlambat mengudara, akhirnya pesawat Boeing 787 Dreamliner mengangkasa, Selasa (15/12) waktu setempat.
Disaksikan 12.000 karyawan dan petinggi Boeing, wartawan, para penggemar pesawat terbang, dan para investor, Boeing 787 Dreamliner mengudara selama tiga jam di langit Seattle. Pesawat mengudara tepat jam 10.27 pagi waktu setempat.
Mereka tampak antusias menyaksikan terbang perdana pesawat komersial yang sebagian besar terbuat dari plastik berbasis karbon dan titanium tersebut. "Ini adalah tonggak positif pertama yang telah kita lihat, Boeing mencapai program ini dalam waktu yang lumayan lama, "kata analis Macquarie Robert Stallard.
Meski sudah mampu terbang di angkasa, para pelaku dan pengamat industri penerbangan masih memberi peringatan bahwa pesawat baru dari Boeing ini belum benar-benar aman.
Uji coba penerbangan tidak berlangsung mulus. Selama tiga jam di udara, Boeing 787 Dreamliner sempat terganggu cuaca yang buruk di atas langit Seattle.
Awalnya, Boeing merencanakan penerbangan pesawat baru itu selama minimal lima jam. Namun, kedua pilot memutuskan memperpendek penerbangan. Alasannya, langit Seattle terlihat tebal oleh awan yang bisa membahayakan penerbangan, sehingga pilot hanya mampu menerbangkan pesawat di atas ketinggian 15.000 kaki atau sekitar 4.572 meter pada kecepatan maksimum 207 mil atau sekitar 333 kilometer per jam.
Meski demikian, sejumlah pihak tetap optimistis penerbangan perdana pesawat dengan panjang total 186 kaki atau sekitar 57 meter dan berwarna biru putih itu bakal menandai tonggak sejarah dunia penerbangan internasional.
Sekadar catatan, beberapa bagian badan pesawat disuplai dari Toray Industries inc., produsen utama carbon fiber asal Jepang. Toray memproduksi carbon fiber untuk bagian ekor maupun sayap pesawat Boeing Dreamliner 787. Toray teken kontrak dengan Boeing untuk menyuplai carbon fiber tersebut selama 16 tahun dengan nilai kontrak sekitar US$ 6 miliar.