Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - Platform media sosial terbesar di dunia, Facebook, yang kini berada di bawah naungan Meta, memiliki 3,07 miliar pengguna aktif.
Angka ini membuat Facebook jauh mengungguli platform lainnya seperti WhatsApp, YouTube, Instagram, dan TikTok.
Namun, siapa sangka bahwa pada awalnya, Facebook hanyalah sebuah platform kecil yang baru dirintis oleh Mark Zuckerberg dan empat mahasiswa Harvard lainnya pada tahun 2004.
Sejak saat itu, platform ini berkembang pesat menjadi raksasa media sosial yang kita kenal sekarang.
Pada Februari 2004, hanya beberapa minggu setelah meluncurkan Facebook, Zuckerberg berbicara kepada Harvard Crimson tentang situs barunya, menanggapi kekhawatiran terkait privasi data yang harus diisi oleh para pengguna.
Baca Juga: Update! 10 Miliarder Terkaya di Dunia Akhir Oktober 2024, Elon Musk Masih di Puncak
“Ada opsi privasi yang cukup intensif,” ujar Zuckerberg saat itu.
“Orang memiliki kendali yang baik atas siapa saja yang dapat melihat informasi mereka,” tambahnya.
Pesan Zuckerberg yang Terungkap
Mengutip unilad.com, pada minggu-minggu pertama Facebook online, Zuckerberg berbicara dengan seorang teman melalui pesan instan.
Kala itu, masih banyak keraguan tentang kepercayaan terhadap platform ini dan keamanan data pribadi para pengguna.
Dalam obrolan yang bocor dan dipublikasikan oleh Silicon Valley Insider, terungkap percakapan berikut:
Zuckerberg: “Yea, kalau kamu butuh info tentang siapa pun di Harvard…”
Zuckerberg: “Cukup tanya saja.”
Zuckerberg: “Aku punya lebih dari 4000 email, foto, alamat, sns.”
Teman: “Apa!? Gimana kamu bisa dapet semua itu?”
Zuckerberg: “Orang-orang cuma mengirimnya.”
Zuckerberg: “Aku nggak tahu kenapa.”
Zuckerberg: “Mereka ‘percaya padaku’.”
Zuckerberg: “Dumb f***s”
Baca Juga: Terobosan! CEO UFC Minta Bantuan Zuckerberg untuk Gunakan AI dalam Sistem Peringkat
Dampak dan Penyesalan Zuckerberg
Jim Breyer, yang menjabat sebagai anggota dewan Facebook dari 2005 hingga 2013, berbicara kepada The New Yorker tentang dampak kebocoran pesan ini.
Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa kepercayaannya terhadap Zuckerberg sebagai CEO Facebook tidak tergoyahkan.
“Berdasarkan semua yang saya lihat di tahun 2006, dan setelah menghabiskan banyak waktu dengan Mark, kepercayaan saya terhadapnya sebagai CEO Facebook sama sekali tidak terguncang. Dia adalah individu yang brilian yang, seperti kita semua, pernah membuat kesalahan,” kata Breyer.
Zuckerberg sendiri mengakui kesalahannya terkait pesan tersebut. Kepada The New Yorker, ia menyatakan bahwa dirinya "sangat menyesal" telah mengirim pesan tersebut.
“Jika kamu ingin membangun layanan yang berpengaruh dan menjadi tempat banyak orang bergantung, maka kamu harus matang, bukan? Saya merasa sudah tumbuh dan belajar banyak,” ujarnya.