Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - TEL AVIV / GAZA. Israel mengatakan akan menghentikan pengiriman bahan bakar ke Gaza sebagai tanggapan atas warga Palestina yang meluncurkan balon api yang telah menghanguskan lahan pertanian di perbatasan Israel.
Warga Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas dalam beberapa hari terakhir telah meluncurkan lusinan balon helium yang sarat dengan bahan pembakar dalam upaya untuk menekan Israel agar meringankan blokade Jalur tersebut dan memungkinkan proyek ekonomi baru.
Israel, yang mengutip ancaman keamanan dari Hamas atas blokade darat dan lautnya, sebelumnya telah membalas dengan menutup penyeberangan komersial utama Jalur itu dan menyerang fasilitas militer Hamas dengan pesawat tempur, helikopter serang, dan tank.
Baca Juga: Ini cara Hamas tunjukkan perlawanan terhadap militer Israel di Jalur Gaza
Meningkatkan tindakan pada hari Kamis, Menteri Pertahanan Benny Gantz memerintahkan penghentian untuk bahan bakar impor ke Gaza "mengingat terus peluncuran balon pembakar dari Jalur itu" menuju Israel, kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum menyebut tindakan itu sebagai "tindakan agresi berat" yang "bertujuan untuk memperburuk krisis rakyat kami di Jalur yang diblokade". Daerah pantai Mediterania bergantung pada Israel untuk sebagian besar bahan bakar dan gasnya.
Penghentian bahan bakar dapat mematikan satu-satunya pembangkit listrik di Gaza dan menyebabkan pemadaman listrik lebih lanjut untuk rumah tangga dan bisnis, menurut Mohammad Thabet, seorang pejabat di perusahaan distribusi listrik utama Gaza.
Warga Palestina di Gaza saat ini mendapatkan listrik selama enam jam diikuti dengan pemadaman listrik selama 10 jam.
Baca Juga: Masih khawatir dengan Iran, negara-negara Arab minta PBB lakukan ini
Kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi tahun lalu oleh Mesir, Qatar dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyusul lonjakan kekerasan yang mematikan adalah untuk melihat Israel mengizinkan proyek pembangunan baru, termasuk zona industri dan rumah sakit.
Hamas menuduh Israel tidak sepenuhnya mematuhi pemahaman itu. Israel, yang menganggap Hamas sebagai organisasi teroris, menghindari negosiasi langsung dan tidak pernah secara terbuka mengakui kesepakatan tersebut.
Pada hari Rabu, Israel mengurangi area yang diizinkan warga Palestina untuk menangkap ikan dari 15 mil (24 km) menjadi delapan mil (13 km), menyebutnya sebagai tanggapan atas peluncuran balon.