CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tesla Meluncurkan Robotaxi di Tengah Keraguan Teknologi Swakemudinya


Kamis, 10 Oktober 2024 / 18:17 WIB
Tesla Meluncurkan Robotaxi di Tengah Keraguan Teknologi Swakemudinya
ILUSTRASI. Tesla, yang dipimpin oleh Elon Musk, kembali menjadi pusat perhatian dunia teknologi dengan rencana peluncuran robotaxi . REUTERS/David Swanson


Sumber: Fortune | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tesla, yang dipimpin oleh Elon Musk, kembali menjadi pusat perhatian dunia teknologi dengan rencana peluncuran robotaxi yang sangat dinantikan, dijuluki Cybercab.

Acara yang akan diadakan di sebuah studio Hollywood ini diperkirakan akan menampilkan kendaraan tanpa kemudi dan pedal, yang menunjukkan langkah maju Tesla dalam ambisinya mengembangkan transportasi otonom.

Namun, banyak analis dan pengamat yang skeptis terhadap kemampuan Tesla untuk menghadirkan teknologi kendaraan tanpa pengemudi yang sepenuhnya andal.

Latar Belakang dan Ekspektasi Peluncuran

Tesla telah memasarkan perangkat lunak bernama "Full Self-Driving" selama sembilan tahun terakhir, namun perangkat ini masih memerlukan intervensi manusia untuk menghindari kecelakaan.

Meskipun demikian, Musk berharap peluncuran Cybercab akan memperkuat posisi Tesla sebagai perusahaan yang lebih berfokus pada kecerdasan buatan (AI) dan robotik, di saat penjualan kendaraan listrik inti mereka mulai menghadapi tantangan.

Baca Juga: Penjualan Kendaraan Listrik Tesla tumbuh 19,2% per September 2024

Beberapa analis percaya bahwa peluncuran ini bisa menjadi momen bersejarah bagi Tesla dalam mewujudkan layanan robotaxi yang telah lama diimpikan. Namun, sejumlah ahli di bidang kendaraan otonom masih meragukan kemampuan Tesla untuk menunjukkan sistem yang dapat beroperasi secara aman tanpa pengawasan manusia.

Bryant Walker Smith, seorang profesor hukum di Universitas Carolina Selatan yang mempelajari kendaraan otonom, menyatakan keraguannya bahwa Tesla bisa menghadirkan perangkat lunak dan perangkat keras yang bisa berfungsi tanpa supervisi manusia, bahkan dalam area terbatas sekalipun.

Tantangan Teknologi dan Keamanan

Masalah utama yang dihadapi Tesla adalah kombinasi antara perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mengemudikan kendaraan secara aman di jalanan umum, terlebih dalam kondisi lingkungan yang kompleks dan beragam.

Meskipun Tesla telah menunjukkan demonstrasi teknologi ini setiap tahun, belum ada bukti nyata bahwa sistem otonom mereka bisa berfungsi tanpa kendali manusia di jalanan yang sebenarnya.

Beberapa perusahaan lain bahkan telah meluncurkan kendaraan tanpa kemudi atau pedal, namun tantangan sebenarnya adalah mengembangkan infrastruktur digital dan manusia yang dapat mendukung teknologi ini.

Baca Juga: Bukan Rolls-Royce atau Buggati, Ini 8 Merek Mobil yang Disukai Orang-Orang Kaya

Walker Smith menyatakan bahwa Tesla seharusnya menguji coba teknologi ini di kota-kota nyata atau jalan tol, bukan di lokasi yang tertutup, jika mereka benar-benar telah mencapai kemajuan signifikan.

Tanpa terobosan yang jelas dalam teknologi otonom, Tesla hanya akan memperlihatkan kendaraan dengan desain futuristik, yang menurutnya sudah dilakukan oleh banyak perusahaan lain.

Skeptisisme di Kalangan Analis

Banyak analis industri juga tidak terlalu optimis terhadap peluncuran ini. Jeff Osborne dari TD Cowen, misalnya, mengungkapkan bahwa meskipun Musk mungkin akan memperkenalkan Cybercab dan model kendaraan listrik murah Model 2, ia tidak mengharapkan adanya perubahan besar dalam teknologi pengemudian otonom Tesla.

Osborne percaya bahwa acara ini akan lebih banyak menarik perhatian penggemar setia Tesla ketimbang menyajikan detail teknis yang signifikan.

Osborne juga mencatat bahwa lini produk Tesla saat ini mulai ketinggalan zaman dan tidak akan diperbarui hingga setidaknya akhir tahun depan. Selain itu, ia menyoroti bahwa sikap politis Musk, termasuk dukungannya terhadap calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, telah merusak citra Tesla di kalangan pembeli Partai Demokrat di AS.

Baca Juga: Elon Musk Bocorkan 9 Strategi Sukses Berbisnis yang Bisa Dicontoh Pebisnis Muda

Tantangan Masa Lalu dan Masa Depan Robotaxi Tesla

Musk telah berulang kali menyatakan bahwa armada robotaxi Tesla akan segera hadir, memungkinkan pemilik Tesla menghasilkan uang dengan mengoperasikan kendaraan mereka saat tidak digunakan. Namun, prediksi ini terbukti terlalu optimis. Pada tahun 2019, Musk menjanjikan kehadiran robotaxi pada akhir tahun 2020, namun hingga kini belum terwujud.

Namun demikian, Dan Ives, analis dari Wedbush yang optimis terhadap saham Tesla, percaya bahwa acara ini akan membuka babak baru pertumbuhan bagi Tesla. Ives memperkirakan akan ada banyak pembaruan terkait robotaxi, termasuk terobosan dalam Full Self-Driving dan kecerdasan buatan.

Ia juga mengharapkan strategi bertahap untuk meluncurkan robotaxi dalam waktu dekat, serta aplikasi ride-sharing dari Tesla yang dirancang untuk merevolusi transportasi perkotaan.

Investigasi Regulator terhadap Full Self-Driving

Di balik ekspektasi besar ini, Tesla terus menghadapi pengawasan ketat dari regulator AS terkait teknologi Full Self-Driving dan Autopilot. Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) sedang menyelidiki sistem ini karena adanya kelemahan dalam memastikan pengemudi manusia tetap memperhatikan jalan saat menggunakan perangkat tersebut.

Baca Juga: BYD Seal Terlaris Agustus 2024, Disusul Atto & Omoda, Ini Harga Mobil Listrik Terbaru

Pada Februari 2024, NHTSA memaksa Tesla untuk menarik Full Self-Driving karena sistemnya memungkinkan pengemudi melanggar batas kecepatan dan aturan lalu lintas, terutama di dekat persimpangan jalan.

Selain itu, sebuah kecelakaan fatal yang melibatkan Full Self-Driving terjadi pada bulan April 2024 di Negara Bagian Washington, di mana seorang pengendara Tesla menabrak pengendara motor hingga tewas karena sedang melihat ponselnya saat mengaktifkan sistem tersebut. Investigasi terkait kecelakaan ini masih berlangsung.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×