Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Thailand kian serius menggarap sektor future food atau makanan masa depan sebagai salah satu penggerak ekonomi baru. Ini didukung dengan sumber pangan yang beragam.
President of Thai Future Food Trade Association Visit Limlurcha menuturkan, Thailand punya lebih dari 100 bahan baku yang bisa dikembangkan sebagai produk functional.
“Tahun lalu ekspor pangan kami mencapai 1,8 miliar baht, 10% di antaranya berasal dari future food. Angka tumbuh 10% setiap tahunnya,” jelasnya dalam konferensi pers Fi Asia & Vitafoods Asia 2025, Rabu (17/9/2024).
Dengan potensi tersebut, Visit mengatakan Thailand akan lebih aktif lagi dalam mengelola bahan natural untuk menjadi produk nutraceutical.
Baca Juga: Fi Asia & Vitafoods Asia 2025 Dibuka, Soroti Pasar Nutraceutical Asia
“Kami punya bahan baku yang sangat banyak dan teknologi yang cukup baik seperti nano teknologi,” ucapnya.
Adapun future food merupakan makanan yang bernilai tambah dan fungsional. Ada empat kategori dalam future food yang terus bakal digenjot Negeri Gajah Putih itu.
Pertama, functional food. Ini adalah produk yang diperkaya dengan bahan-bahan yang mendukung manfaat kesehatan tertentu. Misalnya, probiotik untuk kesehatan pencernaan.
Kedua, medical food & personalized food. Dalam kategori ini, makanan dikhususkan untuk kebutuhan pasien, lansia atau personal yang membutuhkan nutrisi khusus.
Ketiga, organic good. Ini merupakan makanan yang diproduksi dengan metode pertanian bersih tanpa bahan kimia. Terakhir, adalah protein alternatif.
Baca Juga: Informa Markets Bakal Gelar Fi Asia & Vitafood Asia 2025 di Thailand
Visit menjelaskan protein alternatif tak hanya sedakar dari tumbuhan atau makanan berbasis nabati. Ada beberapa sumber protein yang bisa digali di Indonesia, salah satunya serangga.
“Di Thailand, kami punya sumber protein dari serangga dan juga sumber protein dari cultivated meat. Jadi saat ini kami sudah berada di jalur yang jelas untuk mengembangkan future food,” ucapnya.