Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Thailand memproyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini sebesar 3%. Lebih lanjut, Badan Perencanaan Negara menyebut, pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 bisa mencapai 3,7%.
Ekspor, yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Thailand, masih memiliki momentum meskipun ada dampak invasi Rusia ke Ukraina terhadap ekonomi global," kata Kepala Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional Thailand Danucha Pichayanan dalam sebuah seminar bisnis, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (22/6).
"Masalah Rusia-Ukraina adalah risiko tetapi juga peluang, seperti untuk makanan (ekspor)," kata Danucha.
Lebih lanjut, Danucha menyebut, ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu juga akan dibantu oleh sektor pariwisata vital yang diperkirakan kedatangan turis asing sebanyak 7 juta hingga 10 juta di tahun ini.
Proyeksi tersebut jauh di tas jumlah turis asing yang datang di tahun ini. Asal tahu saja, jumlah wisatawan asing di Thailand pada 2021 hanya sekitar 428.000. Namun, saat pra-pandemi, jumlah turis asing ke Thailand hampir 40 juta.
Baca Juga: Korea Selatan Konfirmasi Kasus Pertama Infeksi Cacar Monyet
Meskipun inflasi mencapai level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun pada bulan Mei setelah menyentuh 7,1%, produsen belum membebankan biaya sebesar itu kepada konsumen, kata Danucha.
Kontrol harga pemerintah atas barang-barang penting dan berbagai langkah untuk mengatasi lonjakan harga minyak telah membantu memperlambat harga.
Secara terpisah, Fitch Ratings memperkirakan ekonomi Thailand tumbuh 3,2% untuk tahun ini dan 4,5% di tahun depan. Di mana, jumlah kedatangan wisatawan asing mencapai 6,5 juta untuk tahun ini dan 22 juta di tahun 2023 mendatang.
"Arus masuk pariwisata juga akan membantu mendukung pelemahan baht," kata Jeremy Zook, Direktur Fitch Ratings mengatakan pada webinar. Mata uang Thailand diperdagangkan pada level terlemahnya dalam lebih dari lima tahun terhadap dolar.
