Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga jangka pendek sebesar 25 basis poin. The Fed juga mengisyaratkan dapat mengerek bunga acuan pada kecepatan yang sedikit lebih agresif pada tahun-tahun mendatang untuk menjaga penguatan ekonomi secara stabil.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (21/3), The Fed meningkatkan suku bunga acuan federal menjadi kisaran 1,5% dan 1,75% dan mencatat total akan ada tiga kenaikan suku bunga sepanjang tahun ini.
Tetapi dibandingkan dengan Desember 2017, lebih banyak pejabat The Fed berpikir mereka akan perlu menaikkan suku bunga setidaknya empat kali pada tahun ini, jika ekonomi bekerja sesuai dengan harapan. Sekitar 7 dari 15 peserta rapat The Fed mengharapkan setidaknya empat kali kenaikan tingkat suku bunga pada tahun ini.
Sebagian besar pejabat The Fed juga memperkirakan perlunya kenaikan suku bunga setidaknya tiga kali pada 2019 mendatang. Selain itu, pada 2020 juga diperkirakan akan ada kenaikan suku bunga lagi yang menyebabkan suku bunga acuan federal berada di kisaran 3,25% dan 3,5%.
Dalam pernyataan resminya, The Fed mengungkapkan, tidak ada perbedaan pendapat dalam rapat penentuan kenaikan suku bunga The Fed saat ini. "Keputusan menaikkan tingkat suku bunga mencapai suara bulat," ujar Komite Penetapan Suku Bunga The Fed dalam pernyataan resmi, dilansir dari Wall Street Journal.
*Pernyataan resmi dan orisinal FOMC ketika mengumumkan kenaikan ini bisa Anda baca melalui artikel "Bunga dollar AS naik, ini pernyataan resmi FOMC (bahasa Inggris)".
Berikut beberapa berita terkait kenaikan Fed Fund rate yang sayang untuk Anda lewatkan:
- Wall Street tergelincir setelah The Fed mengerek suku bunga
- Emas menguat karena kenaikan bunga The Fed tak agresif
- Ini reaksi bitcoin terhadap kenaikan bunga dollar AS
- Rupiah menguat di tengah kenaikan suku bunga AS
- Bankir: Kenaikan bunga The Fed akan jadi pertimbangan RDG BI
- Pengamat: The Fed kerek suku bunga, volatilitas rupiah teredam