Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. The Federal Reserve pada hari Rabu (29/4/2020) menahan suku bunga acuan mendekati level nol. Selain itu, bank sentral AS itu juga mengulangi janji untuk menggunakan "berbagai alat" untuk menopang perekonomian AS di tengah merebaknya pandemi virus corona yang sedang berlangsung. Pandemi ini tidak hanya memukul pertumbuhan dalam waktu dekat, tetapi juga menimbulkan "risiko yang cukup besar" dalam jangka menengah.
"Kami melakukan semua yang kami bisa untuk membantu rumah tangga dan bisnis Amerika dalam mengatasi masalah kedaruratan kesehatan masyarakat," jelas Ketua Fed Jerome Powell mengatakan kepada wartawan di akhir pertemuan kebijakan dua hari yang diadakan melalui konferensi video.
Dia menambahkan bahwa virus corona dapat mengancam pertumbuhan ekonomi untuk satu tahun ke depan.
Baca Juga: The Fed didesak siapkan ketentuan bunga acuan
"Kami akan terus menggunakan alat kami untuk memastikan bahwa pemulihan, ketika datang masanya, akan terjadi sekuat mungkin," imbuhnya.
Untuk saat ini, lanjut Powell, kebijakan moneter dikalibrasi dengan tepat, tetapi hal itu bisa berubah. "Mungkin itu kasus bahwa ekonomi akan membutuhkan lebih banyak dukungan dari kita semua jika pemulihan ingin menjadi lebih kuat lagi," kata Powell.
Dalam hitungan minggu, ekonomi AS telah berubah dari tingkat pengangguran yang rendah secara historis menjadi lebih dari 26 juta orang yang mengajukan tunjangan pengangguran. Kondisi ini diakibatkan oleh penurunan tajam dalam aktivitas sejak Resesi Hebat, ketika otoritas di seluruh negeri menutup sebagian besar industri dan perdagangan demi memperlambat penyebaran virus.
Baca Juga: Wall Street turun, investor mulai menggeser portofolio
Sebelumnya, Departemen Perdagangan AS melaporkan, produk domestik bruto (PDB) AS juga turun pada tingkat tahunan 4,8% pada kuartal pertama, mengakhiri ekspansi terpanjang dalam sejarah AS.
Powell mengatakan dia memperkirakan PDB kuartal kedua akan menyusut dua digit dan untuk itu akan ada peningkatan pengangguran yang signifikan. "Ini juga akan memakan waktu bagi konsumen untuk mulai belanja lagi begitu ekonomi mulai dibuka kembali," katanya.