kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tiga jam di ruang neraka, ini cerita mencekam pengunjuk rasa Myanmar


Jumat, 12 Maret 2021 / 08:55 WIB
Tiga jam di ruang neraka, ini cerita mencekam pengunjuk rasa Myanmar
ILUSTRASI. Polisi menembakkan meriam air ke arah pengunjuk rasa yang melakukan demonstrasi menentang kudeta militer. REUTERS/Stringer


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - YANGON. Seorang pengunjuk rasa di Myanmar bercerita soal penahanannya di ruang neraka oleh pasukan militer selama tiga jam. Penahanan itu sebagai bagian dari tindakan keras terhadap penentang kudeta militer yang terjadi bulan lalu. Dia lalu menceritakan soal penyiksaan yang dialaminya akibat pemukulan dengan ikat pinggang, rantai, tongkat bambu dan pentungan.

Melansir Reuters, dalam cerita tentang perlakuan terhadap aktivis yang ditahan, pria itu mengatakan kepada Reuters bahwa dia adalah salah satu dari sekitar 60 orang yang ditangkap pada Selasa (9/3/2021) oleh polisi di Myeik, kota pantai selatan, saat mereka bersembunyi di sebuah rumah setelah aksi protes dibubarkan.

Tidak sekadar berbicara, pria itu juga memberikan foto-foto yang diambil oleh keluarganya dengan menunjukkan luka di punggung, leher, dan bahunya.

Reuters telah memverifikasi bahwa foto-foto itu adalah benar pria tersebut. Dan pihak keluarganya yang mengambil fotonya. 

Baca Juga: Militer Myanmar tuduh Suu Kyi terima uang ilegal US$ 600.000 dan 11 kg emas

Reuters memberitakan, pria tersebut bercerita bahwa para pengunjuk rasa dimasukkan ke dalam truk dan diserahkan kepada pasukan di pangkalan udara Myeik, di mana para pria dipisahkan dari wanita, difoto dan dibawa ke sebuah ruangan. Pria itu enggan menyebut nama karena takut ditahan lagi.

Reuters tidak dapat mencapai pangkalan udara tersebut untuk dimintai komentar.

Baca Juga: Militer Myanmar dinilai telah menggunakan taktik mematikan terhadap pengunjuk rasa

"Kami dipukuli sepanjang waktu bahkan saat kami berjalan ke kamar. Para prajurit berkata, 'Ini adalah ruang neraka, mengapa kalian tidak mencicipinya?'" katanya.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×