Sumber: India Times,Bloomberg | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - CEO Apple, Tim Cook, masih belum lelah mempromosikan teknologi kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, mereka yang menolak penggunaan AI akan tertinggal.
Dilansir dari Bloomberg, komentar Cook tersebut menjadi cerminan dari meningkatnya fokus Apple pada AI. Secara luas, Cook menyoroti betapa pentingnya teknologi AI bagi masa depan beragam pekerjaan.
"Mereka yang tidak menerima AI berisiko tertinggal," kata Cook pada Agustus 2025.
Baca Juga: 10 Negara Paling Gemar Gunakan ChatGPT: Indonesia Salah Satunya
Arti Penting AI untuk Masa Depan
Tim Cook melihat bahwa AI akan memainkan peran penting untuk pelajar yang sedang mempersiapkan diri memasuki pasar kerja, para pendidik yang membentuk tenaga kerja masa depan, dan para profesional yang menghadapi disrupsi.
Pernyataan Cook tersebut menunjukkan bahwa AI akan memainkan peran penting di banyak hal, di antaranya:
Baca Juga: Survei: Guru di Singapura Paling Aktif Gunakan AI untuk Mengajar
1. Pelajar Bisa Lulus Berkat Literasi AI
Cook melihat bahwa para pelajar pada dekade berikutnya akan memasuki pasar kerja yang ditentukan oleh otomatisasi dan pengambilan keputusan berbasis data.
Memilih jurusan di bidang kecerdasan buatan, pembelajaran mesin, ilmu data, atau komputasi awan bukan lagi sekadar pilihan bagi calon teknolog, tetapi jalur menuju relevansi di hampir setiap industri.
Pelajar juga harus memahami implikasi AI yang lebih luas, bagaimana AI membentuk etika, privasi, dan masyarakat secara luas. Para pemberi kerja mulai memandang literasi AI dengan cara yang sama seperti mereka memandang literasi komputer.
Baca Juga: 6 Cara Mendapatkan Uang dengan ChatGPT, Fresh Graduate Bisa Coba
2. Kelas-kelas akan Bergantung pada AI
Jika siswa ingin berkembang pesat dalam dunia kerja berbasis AI, guru dan universitas harus mengintegrasikan AI ke dalam lingkungan belajar.
Platform adaptif, alat penilaian berbasis AI, dan perangkat lunak pembelajaran yang dipersonalisasi telah mengubah ruang kelas.
Dengan menyiapkan kemampuan beradaptasi dan pembelajaran berkelanjutan, para pendidik dapat mempersiapkan siswa tidak hanya dengan pengetahuan teknis tetapi juga dengan ketahanan untuk berhasil di pasar kerja yang berubah dengan cepat.
Baca Juga: OpenAI: GPT-5 Setara dengan Manusia dalam Banyak Pekerjaan
3. Keahlian di Bidang AI akan Jadi Nilai Jual
Di dunia kerja, kemampuan memahami hal-hal terkait AI akan menjadi nilai jual dan daya tarik. Perusahaan tidak lagi mempertanyakan apakah karyawan dapat membuat kode model AI, tetapi apakah mereka dapat bekerja secara produktif dengan perangkat AI.
Peluang yang paling cepat berkembang adalah pada peran yang menggabungkan teknologi dengan keahlian sektor. Misalnya, spesialis AI, analis data, perancang instruksional, dan profesional teknologi pendidikan.
Baca Juga: Microsoft Ungkap 10 Profesi yang Berisiko Digantikan AI
4. Kombinasi Manusia dan Mesin adalah Masa Depan Dunia
AI diyakini tidak akan mampu menghilangkan semua pekerjaan yang dikendalikan manusia, namun AI akan secara efektif mengubah pola kerja.
Posisi-posisi tingkat pemula yang sarat rutinitas paling berisiko mengalami otomatisasi. Sebaliknya, peran yang menggabungkan penilaian manusia dengan efisiensi yang didukung AI.
Misalnya, dokter menggunakan AI untuk membantu diagnosis, guru meningkatkan pembelajaran dengan platform adaptif, atau analis keuangan yang menafsirkan wawasan berbasis AI.
Baca Juga: CEO Microsoft AI: Jangan Perlakukan AI Seperti Manusia
Tonton: Ekonomi AS Rugi Rp 248 Triliun per Hari Akibat Shutdown