CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.691   77,00   0,49%
  • IDX 7.312   67,81   0,94%
  • KOMPAS100 1.125   7,85   0,70%
  • LQ45 889   1,80   0,20%
  • ISSI 222   2,47   1,12%
  • IDX30 457   0,46   0,10%
  • IDXHIDIV20 553   -0,94   -0,17%
  • IDX80 129   0,53   0,41%
  • IDXV30 138   -0,62   -0,45%
  • IDXQ30 153   -0,01   -0,01%

Tolak reformasi pertanian, ribuan petani di India memblokir jalan dengan traktor


Sabtu, 06 Februari 2021 / 17:42 WIB
Tolak reformasi pertanian, ribuan petani di India memblokir jalan dengan traktor
ILUSTRASI. Protes petani India. REUTERS/Adnan Abidi


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - KUNDLI, INDIA.. Ribuan petani di India memblokir jalan pada hari Sabtu dengan tenda darurat, traktor, truk, dan batu besar untuk menekan pemerintah supaya membatalkan reformasi pertanian yang telah memicu protes selama berbulan-bulan.

Sementara protes awal dimulai oleh petani beras dan gandum dari India utara yang berkemah di pinggiran New Delhi, dukungan untuk mereka telah tumbuh terutama di negara-negara yang tidak diatur oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi.

Pemerintah federal telah menawarkan konsesi kepada para petani tetapi menolak untuk mencabut tiga undang-undang yang disahkan tahun lalu yang dikatakan penting untuk membawa investasi baru ke sektor tersebut, dan menyumbang hampir 15% dari ekonomi India senilai US$ 2,9 triliun.

Baca Juga: Militer China mulai terjunkan armada tank utama Type 99A ke perbatasan India

Tetapi para petani khawatir reformasi akan membuat mereka bergantung pada belas kasihan pembeli perusahaan besar, secara bertahap mengakhiri praktik pembelian pemerintah yang terjamin saat ini terutama untuk biji-bijian seperti gandum dan beras.

“Hari ini, dukungan dari seluruh masyarakat ada pada petani,” kata Yogendra Yadav, aktivis politik yang merupakan salah satu pemimpin gerakan petani, di Twitter. 

Para petani berjongkok di jalan di timur negara bagian Odisha dan Karnataka di selatan dengan bendera dan spanduk memprotes undang-undang, dengan beberapa membawa plakat yang mendesak pemerintah untuk tidak memperlakukan mereka sebagai musuh.

Selanjutnya: Tak akui satu pun kasus corona, Korea Utara tetap meminta bantuan vaksin Covid-19


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×