Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - HUALIEN. Bencana melanda Kabupaten Hualien di Taiwan timur setelah Danau Bendung di kawasan pegunungan meluap akibat hantaman Super Topan Ragasa.
Luapan air menerjang permukiman pada Selasa (23/9/2025) sore dan menyebabkan sedikitnya 14 orang meninggal dunia serta 129 orang dinyatakan hilang.
Badan pemadam kebakaran Taiwan menyebut seluruh korban berada di wilayah Guangfu, kota wisata populer yang terdampak paling parah. Arus air deras menghancurkan jembatan utama di kawasan tersebut.
Seorang tukang pos setempat, Hsieh Chien-tung, menggambarkan terjangan air mirip “tsunami”. Ia sempat menyelamatkan diri ke lantai dua kantor pos, namun mendapati mobilnya sudah terseret banjir hingga masuk ke ruang tamu rumah.
Baca Juga: Topan Super Ragasa Terjang Filipina, Badan Tanggap Bencana Bersiaga Penuh
Kepala desa Dama, Wang Tse-an, mengatakan hampir seluruh wilayah desanya yang berpenduduk sekitar 1.000 orang terendam. “Situasi kacau sekarang. Prioritas utama adalah mengevakuasi warga ke tempat yang aman, sementara bantuan logistik sulit masuk,” ujarnya.
Pada Rabu pagi, sirene peringatan banjir kembali berbunyi di Guangfu. Polisi dan relawan berteriak mengingatkan warga untuk segera lari ke tempat aman.
Militer Dikerahkan
Pemerintah Taiwan mengirim tim penyelamat dari berbagai daerah. Sebanyak 340 tentara diturunkan ke Guangfu untuk membantu evakuasi. Dengan kendaraan lapis baja, prajurit mendistribusikan air dan mi instan ke rumah-rumah yang terisolasi lumpur.
Namun, upaya penyelamatan terkendala. Anggota dewan Hualien, Lamen Panay, menilai evakuasi sejak awal tidak maksimal. Menurutnya, imbauan pemerintah agar warga mengungsi secara “vertikal” ke lantai atas rumah tidak cukup menghadapi banjir bandang.
Baca Juga: Hong Kong Siaga Topan Super Ragasa, Sekolah dan Bisnis Tutup
Data pemerintah mencatat sekitar 5.200 orang atau 60% penduduk Guangfu memilih bertahan di lantai atas rumah mereka. Sisanya mengungsi ke rumah keluarga.
Danau Bendung yang terbentuk akibat longsor sebelumnya diperkirakan menampung 91 juta ton air, setara 36.000 kolam renang Olimpiade. Dari jumlah itu, sekitar 60 juta ton air meluap dan menghantam Guangfu.
China melalui Kantor Urusan Taiwan menyampaikan belasungkawa atas musibah ini, sebuah langkah jarang terjadi mengingat hubungan politik kedua pihak yang tegang. Beijing tetap mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, meski ditolak keras oleh pemerintahan demokratis di Taipei.
Hualien dikenal sebagai destinasi wisata alam populer sekaligus rumah bagi banyak komunitas masyarakat adat Taiwan, termasuk suku Amis.
Baca Juga: Filipina Hentikan Aktivitas dan Sekolah, Topan Super Ragasa Menuju Luzon
Topan Ragasa juga membawa curah hujan hingga 70 sentimeter di wilayah timur Taiwan, meski kawasan barat yang menjadi pusat industri semikonduktor utama negara itu tidak terdampak langsung.
Bencana kali ini kembali mengingatkan Taiwan pada Topan Morakot tahun 2009 yang menewaskan sekitar 700 orang dan menimbulkan kerugian hingga 3 miliar dolar AS.