Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Jumlah kematian global terkait dengan wabah virus corona telah melewati 200.000 orang hingga Sabtu (25/4). Sementara kasus konfirmasi positif virus corona diperkirakan akan mencapai 3 juta kasus dalam beberapa hari mendatang.
Lebih dari setengah kasus kematian global akibat virus corona telah dilaporkan oleh Amerika Serikat (AS), Spanyol dan Italia.
Kematian pertama terkait dengan penyakit ini dilaporkan pada 10 Januari 2020 di Wuhan, China. Butuh 91 hari untuk angka kematian melewati 100.000 dan 16 hari untuk mencapai 200.000 orang, menurut penghitungan Reuters.
Baca Juga: Sejumlah negara inisiasi percepatan tes, obat dan vaksin Covid-19, AS absen
Sebagai perbandingan, diperkirakan ada 400.000 kematian setiap tahun akibat malaria, salah satu penyakit menular yang paling mematikan di dunia.
AS telah melaporkan lebih dari 52.400 kematian hingga Sabtu (25/4). Sementara Italia, Spanyol dan Prancis masing-masing melaporkan antara 22.000-26.000 kasus kematian.
Dari 20 negara teratas yang paling parah terkena dampaknya, Belgia telah melaporkan jumlah kematian tertinggi per kapita, yakni dengan 6 kematian per 10.000 orang, dibandingkan dengan 4,9 di Spanyol dan 1,6 di Amerika Serikat.
Sekitar 8% dari semua kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat berakibat fatal. Sementara lebih dari 10% kasus yang dilaporkan di Spanyol dan Italia telah mengakibatkan kematian.
Namun angka itu akan jauh lebih rendah jika total infeksi termasuk banyak kasus penyakit yang tidak dilaporkan - karena tidak semua orang dengan gejala diuji.
Asia dan Amerika Latin masing-masing melaporkan lebih dari 7.000 kematian, sedangkan Timur Tengah melaporkan lebih dari 8.800 kasus kematian karena corona. Adapun jumlah korban tewas karena corona di Afrika adalah sekitar 1.350 orang.
Jumlah kematian global akibat corona terus tumbuh pada tingkat 3%-4% per hari selama 10 hari terakhir, meskipun angka itu telah melambat sejak awal bulan ini.
Jumlah sebenarnya angka kematian karena corona diperkirakan lebih tinggi karena banyak negara belum memasukkan kematian yang tercatat di panti jompo dan lokasi lain di luar rumah sakit.
Baca Juga: Korban tewas Covid-19 tembus 51.000, sejumlah negara bagian AS kembali membuka bisnis