Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
SEmentara petugas pemadam kebakaran masih berjuang memadamkan api besar yang melalap deretan menara hunian tinggi yang diselimuti bamboo scaffolding yang mudah terbakar.
Api yang berkobar sejak Rabu (26/11/2025) terus menyulitkan upaya pemadaman. Panas ekstrem dan kepulan asap tebal membuat petugas kesulitan mencapai lantai atas Wang Fuk Court, kompleks perumahan berisi 2.000 unit apartemen di delapan blok di mana banyak penghuni diduga masih terjebak.
Baca Juga: Liga Champions: Inter Tumbang di Menit Akhir, Atletico Menang 2-1 di Metropolitano
Penyebab kebakaran di distrik Tai Po, wilayah utara Hong Kong, belum diketahui. Namun, api cepat membesar akibat jaring penutup bangunan dan perancah bambu yang mudah terbakar.
Penggunaan perancah bambu, yang lama menjadi ciri tradisional konstruksi Tiongkok, mulai dihentikan di Hong Kong sejak Maret karena alasan keselamatan.
Polisi mengungkapkan bahwa sebagian bangunan dibungkus material pelindung yang tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran.
Bahkan, jendela di salah satu gedung yang tidak terbakar ditemukan tertutup bahan busa oleh perusahaan konstruksi yang sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan.
“Kami memiliki alasan kuat untuk percaya bahwa pihak bertanggung jawab di perusahaan tersebut sangat lalai, menyebabkan api menyebar tak terkendali dan menimbulkan korban besar,” kata Eileen Chung, seorang superintendent polisi Hong Kong.
Tiga pria dari perusahaan konstruksi itu telah ditangkap dengan dugaan pembunuhan.
Seorang petugas pemadam kebakaran termasuk di antara 44 korban tewas, sementara 45 orang lainnya dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Baca Juga: Liga Champions: 4 Gol Mbappé Antar Real Madrid Menang 4-3 atas Olympiacos
Pemimpin Hong Kong John Lee mengatakan prioritas utama adalah memadamkan api dan menyelamatkan warga yang masih terjebak.
“Selanjutnya, kami memberikan dukungan bagi yang terluka dan mereka yang terdampak, sebelum melakukan investigasi menyeluruh,” ujarnya.
Sekitar 900 warga mengungsi ke delapan lokasi penampungan sementara.
Di antara yang terdampak, seorang pria berusia 71 tahun bermarga Wong menangis karena istrinya masih terjebak di dalam bangunan.
Harry Cheung (66), yang telah tinggal di Blok 2 selama lebih dari 40 tahun, mengaku mendengar suara keras sekitar pukul 14.45 dan melihat api menyala di blok sebelah.
“Saya langsung kembali untuk mengemasi barang-barang saya. Saya bahkan tidak tahu harus bagaimana. Yang terpikir hanya di mana saya bisa tidur malam ini,” katanya.
Baca Juga: Arsenal Kejutkan Bayern Munich 3-1 untuk Rebut Puncak Grup Liga Champions













