kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.690   14,00   0,08%
  • IDX 8.602   80,24   0,94%
  • KOMPAS100 1.193   12,91   1,09%
  • LQ45 865   7,60   0,89%
  • ISSI 304   4,46   1,49%
  • IDX30 446   2,37   0,53%
  • IDXHIDIV20 515   2,35   0,46%
  • IDX80 134   1,57   1,18%
  • IDXV30 138   1,84   1,35%
  • IDXQ30 142   0,70   0,49%

Tragedi Hong Kong: 44 Tewas Akibat Kebakaran Gedung Tertinggi


Kamis, 27 November 2025 / 06:35 WIB
Tragedi Hong Kong: 44 Tewas Akibat Kebakaran Gedung Tertinggi
ILUSTRASI. Jumlah korban tewas akibat kebakaran gedung tertinggi paling mematikan di Hong Kong dalam tiga dekade terakhir meningkat menjadi 44 orang pada Kamis (27/11/2025).


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

Xi Jinping Instruksikan Upaya Pemadaman “All-Out”

Media pemerintah Tiongkok CCTV melaporkan bahwa Presiden Xi Jinping menyerukan “upaya total” untuk memadamkan api dan meminimalkan korban.

Rangka perancah tampak berjatuhan saat petugas berjuang menahan laju api, sementara puluhan mobil pemadam kebakaran dan ambulans memenuhi jalanan di area tersebut.

Tragedi ini terjadi di tengah meningkatnya sensitivitas masyarakat terhadap isu perumahan, karena harga properti Hong Kong yang sangat tinggi telah lama menjadi sumber ketidakpuasan sosial.

Peristiwa ini diperkirakan dapat meningkatkan ketegangan menjelang pemilu legislatif awal Desember.

Akibat kebakaran tersebut, Departemen Transportasi Hong Kong menutup sebagian ruas Tai Po Road salah satu dari dua jalan utama kota dan mengalihkan sejumlah rute bus.

Sedikitnya enam sekolah juga diliburkan pada Kamis karena situasi darurat dan kemacetan lalu lintas.

Baca Juga: Liga Champions: PSV Permalukan Liverpool 4-1 di Anfield, The Reds Terpuruk Lagi

Perancah Bambu Mulai Ditinggalkan

Hong Kong merupakan salah satu dari sedikit wilayah yang masih menggunakan perancah bambu secara luas dalam konstruksi gedung. Sebaliknya, di daratan Tiongkok, perancah bambu telah digantikan secara dominan oleh struktur logam.

Pada Maret, pemerintah Hong Kong memulai proses penghentian penggunaan perancah bambu setelah mencatat 22 kematian pekerja perancah antara 2019–2024.

Regulasi baru mewajibkan setidaknya 50% proyek konstruksi publik menggunakan perancah logam.

Meski alasan keselamatan kerja menjadi pemicu utama, ada pula sedikitnya tiga insiden kebakaran yang melibatkan perancah bambu pada tahun ini, menurut Asosiasi Korban Kecelakaan Industri Hong Kong.

Baca Juga: Harga Emas Dekati Level Tertinggi Sepekan Rabu (26/11): Peluang Suku Bunga The Fed

Wang Fuk Court sendiri merupakan kompleks hunian yang dihuni sejak 1983 dan berada di bawah skema kepemilikan rumah bersubsidi pemerintah. Renovasi besar senilai HK$330 juta (sekitar US$42 juta) telah berlangsung selama setahun, dengan setiap unit dikenai biaya renovasi HK$160.000–HK$180.000.

Harga rumah yang sangat mahal membuat kepemilikan properti menjadi impian yang jauh bagi banyak warga Hong Kong, sementara tarif sewa terus berada di level tertinggi sepanjang masa.

Selanjutnya: Rupiah Terpengaruh Sentimen Eksternal pada Rabu (26/11)

Menarik Dibaca: IHSG Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham BRI Danareksa Sekuritas Kamis (27/11)




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×