Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkshire Hathaway memasuki fase transisi penting. Warren Buffett akan menyerahkan jabatan CEO kepada Greg Abel pada 1 Januari 2026, setelah hampir enam dekade memimpin konglomerasi tersebut.
Buffett, yang kini berusia 95 tahun, tetap menjabat sebagai chairman dan mempertahankan 29,8% hak suara, sehingga pengaruhnya masih besar.
Buffett membangun Berkshire dari perusahaan tekstil bermasalah menjadi konglomerasi senilai US$ 1,07 triliun dengan hampir 200 unit bisnis, termasuk BNSF Railway, Geico, dan Berkshire Hathaway Energy.
Reputasinya sebagai investor legendaris menciptakan “halo effect” yang turut mendongkrak nilai saham Berkshire.
Baca Juga: Warren Buffett Lengser, Berkshire Hathaway Lakukan Perombakan Besar-besaran
Menurut Lawrence Cunningham, pakar hukum korporasi, tugas awal Abel adalah meyakinkan investor bahwa Berkshire tetap dapat tumbuh tanpa keputusan akhir Buffett.
Tiga minggu menjelang pergantian kepemimpinan, Berkshire melakukan restrukturisasi manajemen. Adam Johnson ditunjuk untuk memimpin 32 bisnis ritel, layanan, dan produk konsumen, selain tetap mengepalai NetJets.
Nancy Pierce naik menjadi CEO Geico, menggantikan Todd Combs yang pindah ke JPMorgan Chase. Perusahaan juga mengangkat CFO baru dan menunjuk general counsel internal untuk pertama kalinya.
Analis menilai langkah ini menunjukkan arah kepemimpinan Abel yang lebih aktif dan modern.
Meski nilai saham Berkshire telah melonjak hampir enam juta persen sejak 1965, kinerjanya beberapa tahun terakhir lebih sejalan dengan atau sedikit di bawah S&P 500. Buffett sendiri mengakui bahwa ukuran perusahaan yang sangat besar membatasi potensi pertumbuhan.
Baca Juga: Peringatan Terakhir Warren Buffett Sebelum Pensiun: Badai 2026 Mungkin Segera Datang
Berkshire kini memegang kas US$ 381,7 miliar. Dana besar ini menghasilkan pendapatan bunga signifikan, namun sekaligus menekan imbal hasil karena tidak seluruhnya diinvestasikan.
Investor pun mulai menyesuaikan ekspektasi. Target imbal hasil 8%–10% per tahun dinilai realistis bagi era kepemimpinan baru.
Sebagian investor mendorong Abel untuk mulai membayar dividen, mengingat Berkshire terakhir melakukannya pada 1967. Dividen 2% saja akan memakan biaya sekitar US$21 miliar per tahun.
Tuntutan buyback yang lebih jelas serta peningkatan transparansi laporan keuangan juga semakin menguat.
Meski begitu, banyak pemegang saham tetap ingin budaya Berkshire dipertahankan.
Baca Juga: Profesor Ekonomi Terkemuka Ini Kritik Tajam Pandangan Warren Buffett soal Emas
Pertanyaan mengenai masa depan tokoh kunci seperti Ajit Jain dan Ted Weschler masih terbuka. Namun dengan usia yang lebih muda dan jabatan yang stabil, Abel dinilai memiliki ruang yang cukup untuk membawa Berkshire berevolusi tanpa kehilangan karakter dasarnya.
Era Buffett belum sepenuhnya berakhir, tetapi tongkat kepemimpinan kini berpindah. Abel akan memimpin Berkshire menghadapi tantangan baru—dari pengelolaan kas besar hingga tuntutan perubahan struktur korporasi—sambil menjaga warisan yang telah dibangun Buffett selama hampir 60 tahun.













