kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.425.000   10.000   0,41%
  • USD/IDR 16.643   -42,00   -0,25%
  • IDX 8.617   68,26   0,80%
  • KOMPAS100 1.189   7,78   0,66%
  • LQ45 855   3,60   0,42%
  • ISSI 305   2,18   0,72%
  • IDX30 439   -0,22   -0,05%
  • IDXHIDIV20 509   2,81   0,56%
  • IDX80 133   0,64   0,48%
  • IDXV30 139   1,08   0,78%
  • IDXQ30 140   0,30   0,22%

Peringatan Terakhir Warren Buffett Sebelum Pensiun: Badai 2026 Mungkin Segera Datang


Rabu, 03 Desember 2025 / 02:40 WIB
Peringatan Terakhir Warren Buffett Sebelum Pensiun: Badai 2026 Mungkin Segera Datang
ILUSTRASI. Menjelang akhir masa jabatannya sebagai CEO, Warren Buffett bukannya belanja saham, malah rajin jualan.


Sumber: The Motley Fool | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Warren Buffett itu sudah menjadi legenda hidup. Kenapa? Karena dia berhasil membuat uangnya "beranak" mengalahkan pasar saham selama hampir 60 tahun di Berkshire Hathaway. Kalau rata-rata pasar (S&P 500) hanya tumbuh 10% setahun, Buffett bisa mendapatkan return hampir 20%.

Rahasianya sederhana: Buffett hanya beli perusahaan bagus dengan harga yang pas. Buffett tipe investor yang kalem, tidak ikut-ikutan panik atau euforia tren sesaat.

Tapi masalahnya, sekarang ini susah mencari perusahaan bagus.

Belakangan ini, Buffett kerap mengeluh kalau dia kesulitan menemukan peluang investasi yang oke. "Seringnya tidak ada yang menarik," katanya. 

Nah, gerak-gerik Buffett menjelang masa pensiunnya dari posisi CEO akhir tahun ini (dia bakal digantikan Greg Abel per 1 Januari, meski Buffett tetap jadi Chairman) dianggap sebagai sinyal bahaya buat Wall Street. Mari kita bedah kenapa.

Transisi Buffett dan Aksi Jual Besar-besaran

Mengutip The Motley Fool, menjelang akhir masa jabatannya sebagai CEO, Buffett bukannya belanja saham, malah rajin jualan. Selama 12 kuartal berturut-turut, dia lebih banyak jual saham daripada beli.

Akibatnya? Uang tunai di brankas perusahaannya menumpuk sampai ke level rekor US$ 381 miliar (Rp 6.324 triliun jika kurs Rp 16.600). Intinya, Buffett lebih milih pegang uang cash sekarang daripada beli saham.

Baca Juga: Buffett Diam-Diam Taruh 25% Portofolionya di Saham AI — Ini Daftarnya

Sinyal Bahaya yang Dilihat Buffett

Buffett tidak memberikan alasan spesifik. Akan tetapi, kita tahu Buffett cuma mau beli kalau harganya masuk akal. Masalahnya sekarang, harga saham masih tinggi alias mahal.

Ada indikator namanya S&P 500 Shiller CAPE ratio (alat ukur kewajaran harga saham). Sekarang angkanya tembus 40. Sepanjang sejarah pasar saham Amerika, level semahal ini cuma pernah kejadian sekali sebelumnya. Artinya, pasar saat ini mengalami overvalued.

Sejarah Bilang Apa Soal 2026?

Jika melihat ke belakang, setiap kali Buffett mulai menimbun uang tunai dalam jumlah besar dan valuasi pasar sedang tinggi-tingginya, biasanya pasar saham bakal mengalami penurunan (dip) tidak lama setelahnya. Pola ini pernah terjadi pada 2016-2017.

Jadi, sejarah mengisyaratkan kalau di tahun 2026 nanti, kita mungkin bakal melihat pasar saham "terpleset" atau koreksi turun.

Apakah ini berarti kiamat finansial? Tidak juga. 

Tonton: Utang Pemerintah RI Tembus Rp 9.408 Triliun, Didominasi SBN

Sejarah juga mencatat kalau penurunan setelah momen seperti ini biasanya hanya sebentar. Pasar saham selalu bangkit lagi dan naik lebih tinggi di tahun-tahun berikutnya.

Tindakan Buffett ini adalah peringatan bahwa peluang yang benar-benar bagus sedang langka. Buat investor, ini artinya harus ekstra hati-hati. Jangan asal beli saham yang harganya sudah kemahalan. Jika nanti 2026 pasar turun, ingatlah kalau strategi jangka panjang (tahan bertahun-tahun) adalah kunci sukses Buffett, dan bisa jadi kunci sukses Anda juga.

Kesimpulan

  • Buffett "Cash Out": Warren Buffett telah menjual saham selama 12 kuartal berturut-turut dan kini memegang uang tunai dalam jumlah rekor (US$ 381 Miliar).
  • Pasar Kemahalan: Alasan utamanya kemungkinan besar karena valuasi pasar saham saat ini sudah terlalu tinggi (indikator CAPE ratio sangat tinggi).
  • Potensi Koreksi 2026: Pola historis menunjukkan ketika Buffett menimbun uang tunai, pasar saham sering kali akan mengalami penurunan atau koreksi dalam waktu dekat (diprediksi sekitar 2026).
  • Saran: Jangan panik, tapi hindari membeli saham yang overpriced dan tetap fokus pada investasi jangka panjang.

Selanjutnya: Bukan Saham atau Deposito, Robert Kiyosaki Sarankan Beli Ini Sebelum Terlambat


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×