Sumber: Barchart | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett kembali mengingatkan investor bahwa pertumbuhan tidak selamanya mampu menjaga kinerja luar biasa sebuah bisnis.
Meski Berkshire Hathaway telah membukukan imbal hasil investasi (ROI) fantastis sebesar 5.502.284% selama enam dekade, menurutnya, skala perusahaan yang terlalu besar justru bisa menjadi penghambat.
Dalam rapat umum pemegang saham tahunan 2025, yang juga menjadi pertemuan terakhirnya, Buffett menegaskan kembali pesan yang pertama kali ia sampaikan pada 1985:
Baca Juga: Mengenal Strategi 90/10, Langkah Jadi Kaya Warren Buffett yang Mudah Ditiru
“Hukum besi dalam bisnis adalah pertumbuhan pada akhirnya melemahkan ekonomi yang luar biasa.”
Buffett menyoroti kondisi Berkshire saat ini yang memiliki investasi senilai sekitar US$20 miliar di konglomerasi dagang Jepang. Angka itu terbilang besar bagi kebanyakan perusahaan, tetapi hanya 2% dari total nilai Berkshire yang kini mencapai US$1 triliun.
“Ukuran adalah musuh kinerja di Berkshire, dan saya tidak melihat ada solusi mudah untuk masalah itu,” ujarnya.
Masalah serupa muncul ketika Berkshire mencari peluang baru. Dengan dana puluhan miliar dolar yang harus ditempatkan, perusahaan hanya bisa berinvestasi pada bisnis besar dengan valuasi menarik tanpa harus menjadi pemegang mayoritas.
Kesempatan seperti ini jarang muncul, biasanya hanya ketika ada gejolak tertentu, seperti saat Berkshire mengambil posisi besar di United Healthcare setelah sahamnya terpukul kontroversi.
Baca Juga: Aturan 90/10 ala Warren Buffett, Cek Cara dan Manfaatnya
Pesan Buffett mencerminkan realitas bisnis lintas industri: perusahaan yang semula menghasilkan imbal hasil tinggi akan kesulitan mempertahankannya seiring pertumbuhan. Pasar makin jenuh, persaingan meningkat, dan peluang investasi menguntungkan semakin terbatas.
Kenyataannya, meski sudah memberi peringatan sejak 40 tahun lalu, Buffett masih mampu membawa Berkshire tampil impresif hingga kini. Namun, ia juga jujur bahwa skala perusahaan membuat pengulangan kinerja masa lalu semakin sulit.
Peringatan ini relevan bagi banyak sektor, mulai dari teknologi, energi terbarukan, hingga kecerdasan buatan. Menurut Buffett, investor tidak boleh berasumsi bahwa tingkat keuntungan awal bisa bertahan selamanya, sementara manajemen perlu menjaga efisiensi di tengah tekanan pertumbuhan.
Baca Juga: Warren Buffett Pensiun dari Berkshire
Bagi Buffett, pertumbuhan bukanlah sesuatu yang buruk, tetapi merupakan pedang bermata dua. “Kami senang dengan posisi ini, tapi seandainya bisa, saya lebih suka memiliki US$ 100 miliar daripada US$ 20 miliar,” ujarnya.
Pesan itu sekaligus menjadi pengingat bahwa ekspansi harus diimbangi disiplin dalam alokasi modal agar kinerja tetap berkelanjutan.