kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Transmisi corona tinggi, WHO: Kita harus siap dengan varian baru yang lain


Kamis, 14 Januari 2021 / 07:55 WIB
Transmisi corona tinggi, WHO: Kita harus siap dengan varian baru yang lain
ILUSTRASI. Varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris kini sudah menginfeksi 50 negara.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris kini sudah menginfeksi 50 negara. Data ini diungkapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Badan di bawah PBB itu juga menerangkan, varian baru "yang mengkhawatirkan" juga ditemukan di Jepang, yang bisa memengaruhi respons imnun. 
Dalam rilisnya, WHO menerangkan peluang virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu bermutasi semakin besar seiring dengan penyebarannya yang semakin pesat. 

"Transmisi yang saat ini berada di level tinggi membuat kita harus siap dengan varian baru yang lain," jelas WHO. 

Sejak pertama kali dilaporkan pada 14 Desember, varian baru virus corona Inggris, VOC 202012/01, ditemukan di 50 negara, teritori, dan kawasan. 

Hasil tes menunjukkan distribusi usia dan jenis kelamin mirip dengan varian Covid-19 yang selama ini beredar. 

Baca Juga: WHO: Memasuki tahun kedua pandemi, situasi bisa lebih parah!

Selain itu, hasil dari pelacakan kontak memaparkan transmisibilitas yang lebih tinggi ketika indeks kasus menunjukkan VOC 202012/01. 

Kemudian varian Covid-19 di Afrika Selatan, dikenal sebagai 501Y.V2, pertama dilaporkan pada 18 Desember, menyebar di 20 negara. Dalam laporan mingguan, WHO menjelaskan varian 501Y.V2 lebih menular dibanding dari galur awal, berdasarkan investigasi awal dan lanjutan. 

"Sementara jenis baru ini tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah, sistem kesehatan kewalahan karena penularannya yang cepat," jelas WHO. 

Baca Juga: Ilmuwan Australia meragukan kemanjuran vaksin COVID-19 AstraZeneca

Penyebaran dua virus jenis baru ini juga kemungkinan diremehkan, mengingat kemampuan negara dalam mengurutkan genom berbeda sehingga menimbulkan bias. Pendatang baru dari Brasil atau Jepang Badan PBB itu juga mengungkapkan mereka mendapat laporan pada 9 Januari, mengenai varian baru Covid-19 yang ditemukan di Jepang. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×