Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kemungkinan bakal mengecewakan China dalam hal kesepakatan perdagangan. Trump beri sinyal bahwa ia akan menghadapi China dengan sangat keras.
Pemerintah AS berencana mengumumkan daftar akhir tarif impor pada Jumat ini, serta akan segera memberlakukannya.
"China mungkin akan sedikit kecewa dengan kebijakan perdagangan, karena kami sangat menekan dalam perdagangan," kata Trump kepada Fox News, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (14/6).
Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, Trump sudah mengadakan pertemuan dengan tim perdagangan di Gedung Putih untuk mengambil sikap apakah akan melanjutkan penerapan tarif terhadap barang-barang China.
Sebelumnya, Gedung Putih telah mengatakan akan melanjutkan rencana pengenaan bea masuk produk China sebesar US$ 50 miliar, setelah diskusi tingkat tinggi antara AS dan China yang dilakukan berminggu-minggu, hanya menghasilkan sedikit kemajuan terkait kesepakatan perdagangan.
Pejabat administrasi telah memperingatkan bahwa keputusan terakhir di tangan Trump. "Itu selalu keputusan presiden," kata Penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro pada Selasa lalu.
China pun telah mengancam akan membalas dengan menerapkan bea impor dalam segala hal mulai dari kedelai hingga pesawat terbang buatan AS.
Selama ini, kedua negara telah mencoba menegosiasikan gencatan senjata terkait perdagangan. Tapi, pada putaran terakhir pembicaraan di Beijing, pemerintah Xi Jinping memperingatkan akan menarik komitmennya jika Trump menjalankan ancaman tarif impor.
Managing partner Baker McKenzie Ted Murphy memperkirakan, pemerintah AS akan mengenakan tarif terhadap China mulai bulan depan. "Itu perkiraan dasar saya, bahwa mereka akan menerbitkan daftar akhir tarif impor pada Jumat, dengan tanggal efektif 1 Juli," ujarnya, seperti dilansir Bloomberg.
"Jika mereka (AS) berpikir China sedang bernegosiasi dengan itikad baik, mereka bisa menunda itu," imbuhnya.
Kepala riset pasar keuangan Rabobank Group, Michael Every menilai, jika AS melanjutkan penerapan tarif impor dan China membalas, pasar akan semakin khawatir mengenai berlarut-larutnya perselisihan perdagangan, yang akan berimbas pada pertumbuhan global. "Perdagangan akan jauh lebih tidak dapat diprediksi. Sejauh ini pasar terus berusaha mengabaikannya seolah-olah itu tidak akan terjadi. Ketika akhirnya terjadi, mungkin pasar akan terbangun," kata Every.
Peringatan teranyar dari Trump itu datang hanya beberapa hari setelah pertemuannya dengan Kim Jong Un di Singapura. China adalah pemain kunci pada pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri program nuklir Korea Utara itu.
Pada Selasa lalu, Trump berterima kasih kepada China karena memperketat sanksi perdagangan dengan Korut. Tekanan ekonomi di sepanjang perbatasan Korut telah membantu membawa Kim ke meja perundingan.