Sumber: Businesstimes | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - DOHA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan pernyataan kontroversial yang berpotensi memicu ketegangan dalam hubungan dagang global.
Dalam kunjungannya ke Qatar, Trump menyatakan bahwa dirinya telah meminta CEO Apple, Tim Cook, untuk menghentikan pembangunan pabrik di India. Menurut Trump, Apple “membangun di mana-mana di India,” dan ia secara tegas menyatakan, “Saya tidak ingin kalian membangun di India.”
Pernyataan ini secara langsung menargetkan rencana Apple untuk mendiversifikasi rantai pasok manufakturnya di luar Tiongkok — sebuah langkah strategis yang dilakukan Apple sejak pandemi COVID-19 dan meningkatnya gesekan geopolitik antara Washington dan Beijing.
Dorongan Produksi Dalam Negeri: Apple Diminta Tingkatkan Produksi di AS
Trump menyebutkan bahwa hasil dari percakapan tersebut dengan Tim Cook adalah bahwa Apple akan "meningkatkan produksi mereka di Amerika Serikat."
Baca Juga: Apple Uji Teknologi Kontrol Otak Mirip Neuralink Milik Elon Musk
Hal ini menandakan dorongan kuat dari pemerintahan Trump untuk memulihkan manufaktur domestik AS, yang selama bertahun-tahun mengalami penurunan akibat globalisasi dan relokasi produksi ke negara-negara dengan biaya lebih rendah.
Namun, pernyataan tersebut menimbulkan pertanyaan serius terkait kelangsungan rencana Apple yang ingin menjadikan India sebagai pusat produksi iPhone untuk pasar global, termasuk pasar domestik Amerika.
India: Alternatif Tiongkok yang Kini Dihadang Washington
Apple dan mitra manufakturnya, termasuk Foxconn Technology Group dan Tata Group, telah meningkatkan kapasitas produksi mereka di India secara signifikan.
Pabrik utama Foxconn di India Selatan saat ini merakit sebagian besar iPhone yang diekspor ke pasar global, sementara Tata Electronics, yang mengambil alih bisnis Wistron dan menjalankan operasi Pegatron, juga menjadi bagian penting dari rantai pasok Apple.
Baca Juga: Apple Siap Gandakan Investasi di Indonesia, Tiga Vendor Baru akan Masuk
Langkah ini dipercepat setelah serangkaian kebijakan lockdown ekstrem di Tiongkok mengganggu produksi iPhone dan memperjelas risiko ketergantungan tunggal pada satu negara.
Di sisi lain, kebijakan tarif perdagangan yang diperkenalkan oleh Trump pada masa jabatan pertamanya serta memburuknya hubungan AS–Tiongkok memperkuat kebutuhan Apple untuk mencari alternatif baru. Namun dengan tekanan baru dari Gedung Putih, rencana ekspansi Apple di India kini berada dalam ketidakpastian.