Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (17/9) memberikan penghormatan besar kepada Raja Charles III dalam kunjungan kenegaraan keduanya ke Inggris.
Trump menyebut undangan ini sebagai salah satu kehormatan terbesar dalam hidupnya.
Dalam pidatonya di jamuan kenegaraan di Kastil Windsor, Trump menekankan pentingnya hubungan bersejarah kedua negara.
“Ikatan kekerabatan dan identitas antara Amerika Serikat dan Inggris tidak ternilai harganya, abadi, tak tergantikan, dan tak terpatahkan,” ujarnya.
Baca Juga: Trump Targetkan Gerakan Antifa, Sebut sebagai Organisasi Teroris
Trump juga menegaskan bahwa istilah “special relationship” bahkan tidak cukup menggambarkan kedekatan dua negara.
Strategi Starmer Manfaatkan Kedekatan Trump dengan Inggris
Kunjungan ini dipandang sebagai upaya Perdana Menteri Keir Starmer untuk memperkuat hubungan ekonomi dan politik dengan Washington. Ia berharap dapat:
-
Mengamankan investasi miliaran dolar dari perusahaan teknologi besar seperti Microsoft, Nvidia, Google, dan OpenAI.
-
Melanjutkan pembahasan perdagangan, termasuk penurunan tarif pada produk seperti baja, wiski, dan salmon.
-
Mendapat dukungan dalam isu geopolitik, khususnya perang di Ukraina dan konflik Israel–Palestina.
Starmer menilai kedekatan emosional Trump dengan Inggris—terutama karena latar belakang keluarga Skotlandianya dan kekagumannya pada keluarga kerajaan—dapat dimanfaatkan untuk hasil konkret.
Sambutan Penuh Kemegahan Kerajaan
Inggris memberikan penyambutan luar biasa, termasuk prosesi kereta kuda bersama keluarga kerajaan, parade militer, hingga flypast oleh tim aerobatik Red Arrows. Trump menjadi presiden AS pertama yang dua kali menerima undangan kunjungan kenegaraan.
Trump dan Melania juga mengunjungi Kapel St. George untuk meletakkan karangan bunga di makam Ratu Elizabeth II, yang menjadi tuan rumah pada kunjungan kenegaraannya tahun 2019.
Selain itu, Trump dan Melania sempat bertemu Pangeran William dan Putri Kate dalam pertemuan pribadi yang disebut “hangat dan bersahabat”. Trump kemudian memuji Kate sebagai sosok yang “cantik” dan menyebut William akan meraih “kesuksesan luar biasa”.
Bayang-Bayang Kontroversi Epstein
Meski penuh kemegahan, kunjungan ini juga diwarnai kontroversi. Pertanyaan soal hubungan Trump dengan mendiang pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein kembali mencuat, terutama setelah Peter Mandelson dicopot dari jabatan Duta Besar Inggris untuk AS karena ikatan lamanya dengan Epstein.
Baca Juga: Trump Tiba di Inggris, Kesepakatan Investasi Jumbo Siap Diteken
Situasi memanas setelah gambar Trump bersama Epstein diproyeksikan ke salah satu menara Kastil Windsor, memicu penangkapan empat orang.
Selain itu, laporan The Times menyebut pemerintah Inggris berencana mengumumkan pengakuan negara Palestina setelah Trump meninggalkan Inggris, langkah yang berpotensi menimbulkan gesekan diplomatik karena Washington menentangnya.
Antara Simpati dan Penolakan Publik
Walau banyak pendukung Trump terlihat di Windsor dan London, ribuan orang juga turun ke jalan untuk memprotes kunjungan tersebut. Beberapa warga menilai kebijakan dan sikap Trump tidak sejalan dengan nilai yang mereka anut.
Setelah hari penuh upacara kerajaan, agenda kunjungan akan berlanjut ke pertemuan di Chequers, kediaman resmi perdana menteri. Di sana, fokus akan bergeser ke isu perdagangan, pertahanan, serta geopolitik global.