Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana pembagian “dividen tarif” senilai US$2.000 per orang bagi sebagian besar warga AS, memicu sentimen positif di pasar kripto dan aset berisiko.
Namun, kebijakan ini masih bergantung pada keputusan Mahkamah Agung AS terkait legalitas tarif impor yang diberlakukan pemerintahan Trump.
Dalam pernyataannya di Truth Social pada Minggu (9/11/2025), Trump mengatakan, “Setiap orang akan menerima dividen setidaknya US$2.000, tidak termasuk masyarakat berpenghasilan tinggi.”
Baca Juga: Senat AS Siap Voting Akhiri Shutdown Pemerintah yang Capai 40 Hari
Ia juga menegaskan bahwa hasil dari pendapatan tarif akan dikembalikan kepada rakyat.
Namun, peluang kebijakan tersebut mendapat persetujuan Mahkamah Agung dinilai kecil.
Platform prediksi Kalshi menempatkan probabilitas persetujuan hanya 23%, sementara Polymarket bahkan lebih rendah di 21%.
Trump mempertanyakan dasar hukum penolakan itu:
“Presiden AS boleh menghentikan seluruh perdagangan dengan negara asing, tapi tidak boleh mengenakan tarif sederhana untuk alasan keamanan nasional?”
Baca Juga: Tuduhan Bias dan Suntingan Pidato Trump Guncang BBC
Dampak bagi Pasar Kripto dan Aset Keuangan
Investor dan analis pasar menyambut positif pengumuman ini, menganggapnya sebagai bentuk stimulus ekonomi baru yang dapat mengalir ke pasar saham dan kripto.
“Saham dan Bitcoin hanya tahu cara naik setiap kali ada stimulus,” ujar analis dan investor Anthony Pompliano.
Sementara itu, lembaga riset The Kobeissi Letter memperkirakan sekitar 85% orang dewasa AS akan menerima pembayaran tersebut, mengacu pada pola distribusi stimulus era COVID-19.
Baca Juga: Verstappen Tampil Sensasional, Melaju dari Pitlane ke Podium di GP Sao Paulo
Namun, para ekonom memperingatkan efek jangka panjang yang bisa menimbulkan inflasi fiat dan menurunkan daya beli.
“Jika uang US$2.000 itu tidak diinvestasikan ke aset, nilainya akan tergerus inflasi atau habis untuk membayar bunga utang,” kata analis Bitcoin Simon Dixon.
Meskipun stimulus semacam ini dapat menjadi katalis jangka pendek bagi kenaikan harga kripto dan saham, para pengamat menilai langkah tersebut bisa memperburuk ketidakseimbangan fiskal AS dalam jangka panjang.













