Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Senat Amerika Serikat (AS) pada Minggu (9/11/2025) mulai mengambil langkah menuju pemungutan suara untuk membuka kembali pemerintahan federal, di tengah meningkatnya optimisme bahwa akhir dari penutupan (shutdown) bersejarah yang telah berlangsung selama 40 hari semakin dekat.
Para senator berencana untuk melakukan voting atas rancangan undang-undang sementara (stopgap funding bill) yang sebelumnya disetujui oleh DPR AS.
Baca Juga: Tuduhan Bias dan Suntingan Pidato Trump Guncang BBC
RUU tersebut akan diamendemen untuk menggabungkan paket pendanaan jangka pendek dengan tiga rancangan anggaran tahunan penuh, kata Pemimpin Mayoritas Senat John Thune.
Paket yang telah diamendemen ini masih harus disetujui kembali oleh DPR dan dikirim ke Presiden Donald Trump untuk ditandatangani. Proses tersebut dapat memakan waktu beberapa hari.
Tarik Ulur antara Partai Demokrat dan Republik
Partai Demokrat di Senat hingga kini menolak upaya pengesahan RUU pendanaan sementara, untuk menekan Partai Republik agar menyetujui perpanjangan subsidi asuransi kesehatan dalam kerangka Affordable Care Act (ACA).
Dalam kesepakatan yang sedang dibahas, Senat berencana mengadakan pemungutan suara terpisah terkait subsidi tersebut.
Baca Juga: Krisis Penerbangan AS Kian Parah: Ribuan Flight Batal Jelang Thanksgiving
Senator Demokrat Richard Blumenthal menyatakan akan menolak rancangan pendanaan itu, namun mengakui peluangnya untuk lolos tetap besar.
“Saya tidak bisa menerima janji samar tentang voting di waktu yang tidak pasti untuk memperpanjang subsidi pajak kesehatan,” ujar Blumenthal.
Penutupan pemerintahan yang memasuki hari ke-40 ini telah memaksa ratusan ribu pegawai federal dirumahkan dan berdampak pada layanan publik seperti bantuan pangan, taman nasional, hingga lalu lintas udara.
Senator Republik Thom Tillis menilai tekanan ekonomi dan sosial akibat penutupan ini mulai mendorong kompromi di Senat.
Ia mengatakan resolusi terbaru akan mendanai operasional pemerintah hingga akhir Januari serta membatalkan sebagian kebijakan PHK massal di lembaga federal.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett memperingatkan bahwa jika penutupan berlanjut, pertumbuhan ekonomi kuartal IV bisa berbalik negatif, terutama bila sektor penerbangan belum pulih sebelum musim libur Thanksgiving akhir bulan ini.
Baca Juga: Ekonomi AS Goyah: PHK Melonjak, Saham Teknologi Lesu Jelang Keputusan The Fed
Trump Desak Ganti Subsidi ACA dengan Pembayaran Langsung
Di tengah perdebatan di Capitol Hill, Presiden Donald Trump kembali menekan agar subsidi Affordable Care Act (ACA) digantikan dengan pembayaran langsung kepada individu.
Trump menilai subsidi ACA yang telah menggandakan jumlah peserta menjadi 24 juta sejak 2021 lebih menguntungkan perusahaan asuransi dibanding rakyat.
“Subsidi ini adalah durian runtuh bagi perusahaan asuransi dan bencana bagi rakyat Amerika,” tulis Trump di platform Truth Social.
Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Senator Lindsey Graham, sekutu dekat Trump, menegaskan ide tersebut tidak akan diajukan sebelum Kongres meloloskan rancangan pendanaan pemerintah.
Baca Juga: China Longgarkan Pembatasan Ekspor Chip Nexperia untuk Keperluan Sipil
Sementara itu, Senator Demokrat Adam Schiff menilai rencana Trump justru akan melemahkan ACA dan membuka peluang perusahaan asuransi menolak klaim pasien dengan kondisi medis sebelumnya.
“Ironisnya, perusahaan yang dikritik Trump justru akan diberi kekuatan lebih untuk menolak perlindungan bagi rakyat,” ujar Schiff.













