Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China telah memberikan pengecualian terhadap kontrol ekspor untuk chip buatan Nexperia yang digunakan untuk aplikasi sipil, menurut pernyataan Kementerian Perdagangan China pada Minggu (9 November 2025).
Langkah ini diharapkan dapat meredakan kelangkaan pasokan bagi produsen mobil dan pemasok otomotif di seluruh dunia.
Keputusan ini menjadi sinyal paling tegas dari Beijing bahwa pihaknya bersedia mengurangi tekanan pada industri otomotif global, yang sempat terdampak oleh pembatasan ekspor setelah pemerintah Belanda mengambil alih Nexperia, produsen chip utama untuk sistem kelistrikan otomotif.
Nexperia berbasis di Belanda namun dimiliki oleh perusahaan China, Wingtech (600745.SS).
Kementerian Perdagangan China tidak merinci definisi “penggunaan sipil”, namun pengumuman ini mengikuti pernyataan dari perusahaan-perusahaan Jerman dan Jepang yang menyatakan bahwa pengiriman chip Nexperia buatan China telah kembali normal.
Ketegangan Hubungan Bilateral Masih Ada
Meskipun pengecualian ekspor telah diberikan, hubungan bilateral antara China dan Belanda, serta secara lebih luas dengan Uni Eropa, kemungkinan tetap tegang hingga sengketa kepemilikan dan operasi Nexperia terselesaikan.
Pemerintah Belanda mengambil alih Nexperia pada 30 September 2025, dengan alasan bahwa Wingtech berencana memindahkan produksi perusahaan di Eropa ke China, yang dianggap mengancam keamanan ekonomi Eropa.
Sebagai tanggapan, China menghentikan ekspor chip jadi perusahaan tersebut, yang sebagian besar diproduksi dan dikemas di China.
Namun, pekan lalu pihak China mengumumkan akan menerima aplikasi pengecualian ekspor setelah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada 30 Oktober 2025.
Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa pihaknya berupaya melindungi rantai pasok chip global, sementara Belanda dianggap gagal menyelesaikan sengketa tersebut.
Pernyataan kementerian pada Minggu menyebutkan bahwa China berharap Uni Eropa akan semakin intensif mendorong pihak Belanda untuk mencabut pengambilalihan Nexperia.
“China menyambut baik Uni Eropa untuk terus memanfaatkan pengaruhnya agar Belanda segera memperbaiki tindakan keliru tersebut,” bunyi pernyataan resmi kementerian.












