kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Trump ke Gedung Putih, Penegakan Sanksi atas Minyak Iran Bisa Lebih Gahar


Jumat, 08 November 2024 / 03:44 WIB
Trump ke Gedung Putih, Penegakan Sanksi atas Minyak Iran Bisa Lebih Gahar
ILUSTRASI. Kembalinya mantan Presiden Donald Trump ke Gedung Putih dapat berarti penegakan sanksi minyak AS yang lebih keras terhadap Iran. REUTERS / Raheb Homavandi


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kembalinya mantan Presiden Donald Trump ke Gedung Putih dapat berarti penegakan sanksi minyak AS yang lebih keras terhadap Iran. Kebijakan ini berpotensi memangkas pasokan minyak global.

Menurut para analis, menindak Iran sebagai anggota OPEC akan mendorong harga minyak global. Namun, dampaknya juga dapat diimbangi oleh kebijakan Trump lainnya. 

Mulai dari langkah-langkah untuk memperluas pengeboran domestik, pemberlakuan tarif terhadap China yang dapat menekan aktivitas ekonomi, atau pelonggaran hubungan dengan Rusia yang dapat membebaskan pengiriman minyak mentahnya yang dikenai sanksi.

"Trump memotong dua arah untuk harga minyak," kata Clay Seigle, anggota dewan di Komite Hubungan Luar Negeri Houston dan ketua Komite Keuangannya seperti yang dikutip Reuters.

Ekspor minyak mentah Iran telah melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun pada tahun 2024 karena negara itu menemukan cara untuk menghindari sanksi hukuman yang menargetkan pendapatannya. 

Trump memberlakukan kembali sanksi tersebut selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden setelah ia secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Barat dengan Teheran pada tahun 2018.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun, Pasar Cermati Kemenangan Donald Trump

Trump, seorang Republikan, telah mengatakan selama kampanye bahwa kebijakan Presiden Joe Biden untuk tidak menegakkan sanksi ekspor minyak secara ketat telah melemahkan Washington dan membuat Teheran semakin berani.

Hal itu memungkinkan Iran untuk menjual minyak, mengumpulkan uang tunai, dan memperluas kegiatan serta pengaruh nuklirnya melalui milisi bersenjata.

Jesse Jones, kepala hulu Amerika Utara di Energy Aspects mengatakan bahwa kembalinya pemerintahan Trump bisa memberikan tekanan maksimum terhadap Iran. Hal ini  dapat menyebabkan penurunan ekspor minyak mentah Iran sebesar 1 juta barel per hari.

“Itu dapat dilakukan dengan relatif cepat tanpa undang-undang tambahan, hanya dengan menegakkan sanksi yang sudah ada,” katanya.

ClearView Energy Partners, sebuah kelompok penelitian, telah memperkirakan sekitar 500.000 barel per hari hingga 900.000 barel per hari, dapat keluar dari pasar.

Baca Juga: Setelah 2 Kali Percobaan Pembunuhan, Donald Trump Melengang ke Gedung Putih



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×