CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.774   64,00   0,40%
  • IDX 7.293   -91,29   -1,24%
  • KOMPAS100 1.126   -12,69   -1,11%
  • LQ45 893   -8,75   -0,97%
  • ISSI 221   -3,16   -1,41%
  • IDX30 460   -3,29   -0,71%
  • IDXHIDIV20 556   -3,88   -0,69%
  • IDX80 129   -1,16   -0,89%
  • IDXV30 139   0,18   0,13%
  • IDXQ30 154   -0,82   -0,53%

Trump Menang: Sanksi Minyak Iran oleh AS Bisa Lebih Keras, China Ikut Terseret


Kamis, 07 November 2024 / 11:29 WIB
Trump Menang: Sanksi Minyak Iran oleh AS Bisa Lebih Keras, China Ikut Terseret
ILUSTRASI. Kembalinya mantan Presiden Donald Trump ke Gedung Putih dapat berarti penegakan sanksi minyak AS yang lebih keras terhadap Iran. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kembalinya mantan Presiden Donald Trump ke Gedung Putih dapat berarti penegakan sanksi minyak AS yang lebih keras terhadap Iran. Kebijakan ini berpotensi memangkas pasokan minyak global.

Menurut para analis, menindak Iran sebagai anggota OPEC akan mendorong harga minyak global. Namun, dampaknya juga dapat diimbangi oleh kebijakan Trump lainnya. 

Mulai dari langkah-langkah untuk memperluas pengeboran domestik, pemberlakuan tarif terhadap China yang dapat menekan aktivitas ekonomi, atau pelonggaran hubungan dengan Rusia yang dapat membebaskan pengiriman minyak mentahnya yang dikenai sanksi.

"Trump memotong dua arah untuk harga minyak," kata Clay Seigle, anggota dewan di Komite Hubungan Luar Negeri Houston dan ketua Komite Keuangannya seperti yang dikutip Reuters.

Ekspor minyak mentah Iran telah melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun pada tahun 2024 karena negara itu menemukan cara untuk menghindari sanksi hukuman yang menargetkan pendapatannya. 

Trump memberlakukan kembali sanksi tersebut selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden setelah ia secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir Barat dengan Teheran pada tahun 2018.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun, Pasar Cermati Kemenangan Donald Trump

Trump, seorang Republikan, telah mengatakan selama kampanye bahwa kebijakan Presiden Joe Biden untuk tidak menegakkan sanksi ekspor minyak secara ketat telah melemahkan Washington dan membuat Teheran semakin berani.

Hal itu memungkinkan Iran untuk menjual minyak, mengumpulkan uang tunai, dan memperluas kegiatan serta pengaruh nuklirnya melalui milisi bersenjata.

Jesse Jones, kepala hulu Amerika Utara di Energy Aspects mengatakan bahwa kembalinya pemerintahan Trump bisa memberikan tekanan maksimum terhadap Iran. Hal ini  dapat menyebabkan penurunan ekspor minyak mentah Iran sebesar 1 juta barel per hari.

“Itu dapat dilakukan dengan relatif cepat tanpa undang-undang tambahan, hanya dengan menegakkan sanksi yang sudah ada,” katanya.

ClearView Energy Partners, sebuah kelompok penelitian, telah memperkirakan sekitar 500.000 barel per hari hingga 900.000 barel per hari, dapat keluar dari pasar.

Baca Juga: Setelah 2 Kali Percobaan Pembunuhan, Donald Trump Melengang ke Gedung Putih


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×